Tak terasa sudah terlewati hari ke delapan bulan Ramadan. Sudah seperti apa kualitas ibadah kita? Adakah melewatkannya dengan sia-sia? Semoga tetap terjaga dalam takwa.
Ramadan kali ini semoga berbeda dari sebelumnya. Karena tak sedikit dari kita yang nyatanya justru jatuh dalam kesia-siaan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.
“Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya itu selain lapar dan dahaga saja.” (HR ath-Thabrani).
BACA JUGA: Surga Bagi Orang yang Berpuasa
Terkadang kita sebagai umat Muslim hanya menjalankan ibadah puasa Ramadan sebatas ritual belum benar-benar memahami hakikat dari puasa Ramadan itu sendiri. Ada beberapa hal yang sia-sia sebagaimana sabda Rasulullah saw. di atas. Masih ada, dan mungkin dilakukan sebagian besar dari kita, yang melakukan dosa-dosa sekalipun sedang berpuasa. Ada yang masih dosa mata, karena tidak bisa menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah, seperti melihat aurat wanita non mahram, melihat gambar porno dan lainnya. Hal ini bisa merusak puasa kita, kenapa? Karena Allah telah memerintahkan kita menjaga pandangan dari perkara-perkara haram (lihat QS an-Nur: 30-31).
Selanjutnya, masih ada yang belum bisa menjaga lisan. Sehingga sekalipun berpuasa ternyata masih melakukan dosa lisan, seperti ghibah, berkata jorok dan sebagainya. Hal ini pun bisa menghantarkan pada kesia-siaan puasa kita. Bukan mendapat pahala justru menghilangkan pahala puasa itu sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, “Puasa itu bukan hanya menahan makan dan minum saja, tetapi juga menahan diri dari perkataan sia-sia dan jorok.” (HR Ibnu Majah dan al-Hakim).
Selain dua dosa di atas, masih ada lagi yang akan membuat dosa yaitu telinga. Karena mendengarkan perkataan jorok, lalu mendengarkan keburukan-keburukan orang lain, atau bahkan mendengar lagu-lagu yang bisa menghantarkan pada kemaksiatan. Semuanya bisa menghantarkan pada dosa dan menghilangkan pahala puasa. Selain itu ada pula dosa tangan, dimana seseorang yang tengah berpuasa menyentuh, merangkul atau memeluk non mahram, mencuri, dan yang lainnya. Selain itu ada pula dosa-dosa dari anggota tubuh lainnya seperti membuka aurat (bagi muslimah), campur baur antara laki-perempuan, berdua-duaan dengan lawan jenis yang non mahram, transaksi ribawi, suap menyuap, korupsi, berzina, membunuh, menzalimi orang lain dan lain sebagainya.
Kesemuanya di atas bisa menghantarkan pada dosa, baik itu dosa kecil ataupun besar. Yang namanya dosa pastilah akan merusak amalan kita di bulan berkah ini. Ibnu Rajab al-Hanbali bertutur, “Ketahuilah, amalan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan meninggalkan berbagai syahwat yang halal di luar Ramadan (seperti makan/minum atau berhubungan suami-istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang meninggalkan perkara yang Allah subhanahu wa ta’ala larang yaitu berdusta, bertindak zalim serta bermusuhan dengan sesama manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” (Latha’if al-Ma’arif, 1/168).
Jabir bin ‘Abdillah juga bertutur, “Jika kamu berpuasa, hendaklah pendengaran, penglihatan dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram. Janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari-hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat: Latha’if al-Ma’arif, 1/168).
BACA JUGA: Jima Malam Hari, namun Baru Keluar Mani setelah Shubuh, Bagaimana Puasa Saya?
Hanya kepada Allah swt. kita berlindung. Semoga kita terhindar dan berupaya sekuat tenaga untuk menghindari perkara-perkara sia-sia yang bisa menghantarkan pada dosa. Hingga kita memang layak mendapatkan gelar takwa sebagaimana yang telah Allah swt. janjikan. Wallahu’alam. []
SUMBER: TUMBLR SYURAIK