KITA terkadang tidak sadar bahwa waktu terus berjalan begitu cepat. Setiap detik yang ditinggalkan tidak bisa terulang kembali.
Waktu ibaratkan sebuah pedang. Jika kita tidak memotong dengan pedang itu, maka kita akan terpotong olehnya. Ketika kita tidak piawai memanfaatkan waktu untuk kebaikan, maka pada akhirnya kita akan menyesal.
Jika tidak sibuk dengan kebaikan makan kita akan disibukan dengan hal-hal yang kurang bermanfaat.
Allah Ta’ala memberikan kita waktu 24 jam dalam sehari. Namun, hasil yang digapai berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dalam kurun waktu yang sama, ada seseorang yang sanggup membawa orang lain kepada kebaikan sehingga menjadikan waktu mereka lebih bermanfaat.
Namun ada pula yang tidak bisa mengatur diri sendiri, bahkan cenderung menyusahkan orang lain.
Kisah para salafusholih ini semoga menggugah hati kita.
Tsabit Al-Bani
Seorang tabi’in yang bernama Tsabit al-Banani mendatangi ayahnya yang dikabarkan tengah berjuang menghadapi sakaratul maut. Kepada sang ayah, Tsabit al-Banani hendak menalqinnya. Namun, sang ayah justru bertutur agak keras, “Anakku, tinggalkan ayah. Ayah sedang menunaikan amalan keenamku, yang insyallah akan membuat Allah ridho.”
Ulama
Sekelompok orang mendatangi seorang ulama Rabbani. Sang ulama sedang mendirikan shalat, padahal ia tengah menahan sakitnya sakarat menjelang kematiannya.
“Bukankah tuan tengah menahan sakit?” tanya seseorang selepas ulama itu selesai sholat.
“Pada detik inilah lembaran amalku akan segera ditutup, maka aku harus manfaatkan waktuku yang sedikit ini agar tidak sia-sia,” jawab sang ulama tersebut. Ia tak ingin melewatkan sedikitpun waktunya dari ketaatan.
Seperti inilah para tabi’in, ulama, dan orang-orang shalih menjalani hari-harinya. Tiada satu detik pun berlalu, kecuali memanfaatkannya untuk beramal shalih. Mereka tidak berminat santai, sebab menyadari bahwa kematian amat pasti dan akhirat senantiasa mendekat.
Mereka bergegas dalam amal shalih, sebab dunia ini bersifat sementara.
Tiga kisah ini hendaknya menyadarkan kita. Mereka begitu taat kepada Allah dan tidak menyia-nyiakan waktu. Lalu bagaimana dengan kita? []
Sumber: islamidia