MESKIPUN benar bahwa kita tidak punya obat andalan untuk menyembuhkan selesma, flu, dan infeksi saluran pernapasan lainnya, Setidaknya ada 10 pilihan pengobatan secara terpisah atau kombinasi dapat mencegah, mengobati, dan mempersingkat masa tak enak badan.
Setiap jenis pengobatan berhubungan dengan kelompok gejala dan masalah yang berbeda. Setelah memahami cara kerja setiap pengobatan yang tersedia, anda akan mampu menghadapi infeksi saluran pernapasan yang anda alami secara aman, terjangkau dan nyaman. Tantangannya ada pada mengetahui bagaimana dan kapan anda harus menggunakannya.
Antihistamin – cara menghentikan bersin dan mengatasi selesma
Histamin adalah bahan kimia alami tubuh yang dapat menimbulkan sejumlah perubahan dalam tubuh, termasuk radang. Radang ditandai oleh warna kemerahan (artinya darah mengalir ke jaringan yang meradang), bengkak (artinya cairan bocor dan masuk ke jaringan), dan nyeri (tanda bahwa bahan-bahan kimia tubuh dilepaskan ke jaringan, yang memicu reaksi ujung saraf).
BACA JUGA: Obat Ketek bisa Timbulkan Tsunami
Histamin selama ini diketahui merupakan pemeran utama dalam reaksi alergi, yang melibatkan produksi lendir, pembengkakan jaringan, dan penyempitan saluran pernapasan. Meskipun demikian, tetap saja belum banyak yang diketahui tentang peran histamin dalam infeksi virus, seperti selesma dan flu.
Virus memicu dilepaskannya substansi radang, seperti histamin, yang memicu bersin, nyeri tenggoroan, dan hidung tersumbat yang sangat lazim dijumpai, tetapi tidak diharapkan. Antihistamin dapat membatasi aktivitas histamin sehingga peradangan yang tak diinginkan dapat dipersingkat.
Ada dua jenis antihistamin yang orang kenal. Antihistamin generasi pertama yang lebih tua, seperti klorfeniramin (merk dagangnya Chlor-Trimeton), klemastian (merek dagangnya Tavist), dan difenhidramin ( merek dagangnya Benadryl), telah digunakan selama lebih dari 40 tahun. Obat golongan ini sangat efektif, tetapi dapat menimbulkan kantuk.
Antihistamin generasi kedua yang lebih baru, seperti feksofenadin (Allegra) dan loratadin (Claritin) sama efektifnya untuk alergi, dan karena tidak menembus sawar darah-otak (Blood-brain barrier), obat golongan ini tidak membuat anda mengantuk. Akan tetapi, untuk gejala selesma dan flu, golongan ini tidak begitu efektif.
Sebagian orang yang tidak mengantuk setelah minum antihistamin jenis mana pun, dan mereka dapat meminumnya pada siang ataupun malam hari. Sementara itu, sebagian lagi merasa antihistamin tradisional membuat mereka teler sehingga lebih suka meminumnya pada malam hari untuk mengurangi hidung tersumbat dan supaya bisa tidur nyenyak.
Antihistamin adalah salah satu senjata terpenting dalam gudang sennjata pelawan selesma dan flu, yang dapat mengurangi ketidaknyamanan. Golongan obat ini dapat mengendalikan hidung tersumbat, bersin, dan bahkan batuk. Harganya murah, tersedia di mana-mana, dan jumlah kasus efek sampingnya yang kurang menyenangkan terbilang rendah.
BACA JUGA: Keajaiban Madu bagi Kesehatan: dari Obat Batuk hingga Obat Kanker
Karena bekerja sangat baik, orang cenderung mengonsumsinya terlalu banyak, padahal dosis yang lebih tinggi bisa membuat tenggorokan dan lubang hidung menjadi kering, yang malah menimbulkan iritasi. Jangan konsumsi antihistamin melampaui dosis yang dianjurkan pada kemasannya.
Ingat bahwa produk kombinasi biasanya sudah mengandung antihistamin, karena itu tidaklah bijaksana menambahkan obat selesma saat Anda sedang mengonsumsi produk kombinasi. []
Referensi : Neil Schachter, M.D., Panduan Bijak Mengatasi Flu & Selesma