Bagi-bagi angpau saat lebaran sudah menjadi tradisi di Indonesia, bahkan di berbagai negara di dunia. Angpau saat lebaran menjadi hal yang ditunggu-tunggu, khususnya anak-anak. Layaknya masyarakat Tionghoa, masyarakat Arab juga mempunyai tradisi memberi angpau yang disebut Eidiyah.
Usai melaksanakan shalat Idul Fitri, masyarakat Arab biasanya berkumpul di masjid, bersalam-salaman, dan memberi hadiah. Tradisi ini ternyata juga masuk ke Indonesia.
BACA JUGA: Angpau di Cina, Eidiyah di Saudi, Uang Lebaran di Indonesia
Di Indonesia, amplop Lebaran sering disebut juga salam tempel. Dalam KBBI salam tempel berarti ‘salam yang disertai uang (atau amplop berisi uang) dan sebagainya yang diselipkan dalam tangan orang yang disalami.’
Mengingat tradisi angpau Lebaran memang sudah mendarah daging di tanah air kita, maka tentunya Anda harus tahu siapa saja yang berhak menerima angpao Lebaran ini.
Jika dalam budaya Tionghoa, angpau diberikan pada mereka yang belum menikah, angpau Lebaran tidak memiliki standar khusus. Bisa dibilang kategori umurnya pun fleksibel.
BACA JUGA: Makna Sesungguhnya Idul Fitri
Biasanya kategori umur yang digunakan adalah dari bayi baru lahir sampai anak muda yang masih kuliah atau belum bekerja atau belum menikah. Tapi secara umum yang sudah pasti menerimanya adalah anak dari umur 2 tahun sampai remaja SMP atau SMA.
Bagi-bagi angpao bukannya buang-buang lho. Jauh dari itu bagi-bagi angpau punya makna untuk memupuk rasa persaudaraan agar anak-anak mengerti hubungan kekeluargaan atau kekerabatan. Harapannya, mereka akan mengingat budaya manis ini, dan meneruskannya kelak saat beranjak dewasa. []
SUMBER: FINANSIALKU