SELEPAS Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat subuh, beliau menghadap kepada para sahabatnya dan bertanya, “Ketika seseorang sedng menggembalakan sapinya, ia menaruh beban berat di punggungnya , tiba-tiba sapinya menoleh padanya dan berkata, ‘Aku tidak diciptakan untuk melakukan (pekerjaan) ini. Aku diciptakan untuk bercocok tanam.’ Orang-orang bergumam, ‘Subhanallah, apakah sapi dapat berbicara?’ Rasulullah kemudian bersabda, “Aku mengimani hal tersebut. Begitu juga dengan Abu Bakar dan Umar.’”
BACA JUGA: Ketika Abu Bakar Bagikan Jatah Harta Baitul Mal kepada Rakyatnya
Demikian, Rasulullah sendiri seakan bersaksi dengan menyejajarkan keimanan beliau dengan Abu Bakar dan Umar sebagai tolak ukur keimanan yang benar.
Umar bin al-Khattab pun berkata mengenai Abu Bakar, “Seandainya iman Abu Bakar ditimbang dengan iman penduduk bumi, niscaya iman Abu Bakar lebih berat dari iman mereka.”
BACA JUGA: Sepenggal Kisah Keutamaan Abu Bakar Ashshiddiq
Abu Bakar bin ‘Ayyasy pun berkata, “Tidaklah Abu Bakar mengungguli para sahabat lainnya dengan banyak shalat dan puasa. Akan tetapi dengan sesuatu yang terpatri dalam hatinya.”
Sungguh luar biasa apa yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.