SETAN musuh manusia yang nyata. Mereka tak akan pernah berhenti menggoda Anak Adam untuk inkar kepada Allah SWT hingga hari kiamat kelak. Hingga akhirnya manusia terjerumus dalam kubangan dosa dan berakhir di neraka untuk menemani para setan laknatullah.
Untuk itu, kita sebagai Muslim harus terus meminta perlindugan kepada Allah dari godaan setan yang menjerumuskan. Perlu diketahui bahwa setan tak hanya dari golongan jin saja yang tak kasat mata. Ternyata ada pula setan dari golongan manusia yang wujudnya benar-benar terlihat. Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Naas:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاس *ِ مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاس * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاس *ِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاس (سورة الناس)
“Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Rajanya manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) Setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (QS Surat an Naas: 1-6)
BACA JUGA: Sumpahnya berasal dari Setan
Di dalam ayat-ayat yang mulia di dalam surat tersebut diperintahkan agar berlindung dari bisikan setan yang bersembunyi yang senantiasa membisikkan ke dalam dada manusia, dan di dalamnya menjelaskan kondisi bisikan-bisikan tersebut, yang bisa jadi pembisik tersebut dari golongan jin atau mungkin saja dari golongan manusia.
Al Hasan Al Bashri berkata: “Kedua-duanya merupakan setan, adapun setan yang berbentuk jin maka dia membisikkan ke dalam dada manusia, dan adapun setan yang berwujud manusia maka dia datang secara jelas dan nyata.” Qatadah berkata: “Sesungguhnya dari golongan jin itu ada setan-setannya, demikian pula dari golongan manusiapun ada setan-setannya, maka hendaklah berlindung kepada Allah dari Setan-setan jenis manusia maupun dari jenis jin. Inilah yang paling benar dalam penafsiran ayat-ayat yang mulia tersebut.”
Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah Rahimahullah berkata: “Yang benar dalam memberikan pengertian tentang ayat dalam firman Allah: (مِنْ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ) yaitu menjelaskan tentang siapa yang membisikkan, dan mereka ada dua macam: Yaitu jenis jin dan manusia. Adapun jin maka dia membisikkan ke dalam dada manusia, sedang manusia pun juga membisikkan ke dalam dada manusia. Dan bentuk kesertaan keduanya dalam bisikan ini adalah kesertaan keduanya dalam menebarkan pengaruh setan Allah Ta’ala berfirman 9yang artinya:
“Dan demikianlah Kami jadikan untuk setiap nabi musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan.” (QS Al An’am: 112).
Maka dalam hal ini setan membisikkan kepada manusia sebuah kebatilan, lalu manusia tersebut membisikkan kebatilan ini kepada manusia yang lain, maka setan-setan dari jenis manusia dan jin keduanya ikut andil dalam menebarkan pengaruh setan dan keduanya ikut serta dalam memberikan bisikan-bisikan. Ayat di atas menganjurkan agar berlindung dari kejahatan dua jenis setan tersebut, yaitu setan dari golongan manusia dan setan dari golongan jin.”
BACA JUGA: Setan, Benci pada Hal Ini
Syekh Ibnu Utsaimin Rahimahullah menjelaskan dalam “Tafsir Juz Amma”, “Adapun firman Allah: ( مِنْ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ) maksudnya adalah: Sesungguhnya bisikan itu datangnya dari jin, dan bisa jadi datangnya dari anak cucu Adam. Adapun bisikan jin, maka jelas sekali karena jin itu berjalan melalui peredaran darah anak Adam. Adapun bisikan anak cucu Adam, maka alangkah banyaknya mereka yang mendatangi manusia lain lalu mempengaruhi mereka dengan pengaruh yang dihiasi keindahan lalu disusupkan ke dalam hati mereka sehingga mengikuti apa yang disampaikan, hingga akhirnya orang itu mengikuti apa yang mereka bisikkan.” []
SUMBER: ISLAMQA