YERUSALEM — Kelompok-kelompok aktivis di lebih dari 20 negara bergabung dalam aksi internasional melawan merek olahraga Jerman Puma, Sabtu (15/6/2019). Ini dilakukan sebagai respon atas seruan lebih dari 200 klub sepak bola Palestina dan organisasi olahraga untuk memboikot Puma. Mereka mendesak Puma untuk membatalkan kesepakatan dengan asosiasi sepakbola Israel (IFA).
“Ketika perusahaan-perusahaan seperti Puma mensponsori dan mendapat keuntungan dari permukiman ilegal, mereka memberikan anggukan kepada rezim sayap kanan Israel bahwa tanah penjarahannya dan serangan terhadap olahraga Palestina dapat terus berlanjut,” demikian pernyataan yang dikeluarkan dalam Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya Israel (PACBI), seperti dikutip dari Aljazirah, Ahad (16/6/2019).
Badan pengatur sepak bola Israel mencakup enam tim yang berbasis di pemukiman khusus Yahudi di Tepi Barat. Pemukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional.
BACA JUGA: Kejahatan Israel pada Tahanan Palestina
Bulan Juni menandai 52 tahun pendudukan Israel atas Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur. Kampanye menggunakan slogan “Give Puma the Boot” ini mendorong kelompok untuk mengambil tindakan boikot atas toko-toko Puma, kantor Puma, dan kantor tim yang disponsori Puma.
September 2018 lalu, klub olahraga Palestina menulis surat kepada CEO Puma, Bjorn Gulden, untuk mengakhiri kesepakatan sponsor dengan IFA.
“Permukiman Israel berkontribusi pada pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan merupakan penyebab langsung bagi pembatasan kebebasan bergerak Palestina, akses ke sumber daya alam dan kemampuan untuk membangun rumah dan melakukan bisnis,” kata surat itu.
“Sebagai sponsor internasional utama IFA, Puma meminjamkan mereknya untuk menutupi dan menghapus pelanggaran hak asasi manusia Israel, termasuk terhadap para pemain bola Palestina,” lanjut surat tersebut.
BACA JUGA: Bikin Kaget, Tim Islandia Kibarkan Bendera Palestina di Festival Eurovision
Surat itu menyatakan bahwa para pemain Palestina, selain ditolak kebebasan bergerak untuk menghadiri pertandingan mereka sendiri karena pendudukan Israel, mereka juga menjadi sasaran diserang, dipenjara, atau dibunuh secara rutin.
Media Aljazirah melaporkan bahwa pihaknya telah menghubungi Puma untuk mendapatkan tanggapan. Namun, hingga berita ini dimuat, belum ada tanggapan terkait dari pihak Puma. []
SUMBER: ALJAZIRAH