JAKARTA–Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) adakan Workshop Ekonomi Kreatif Syariah di acara Halal Indonesia Expo yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Sabtu, (29/6/2019).
Antusias peserta sangat tinggi, bahkan telah ada yang datang untuk melakukan registrasi ulang sebelum jam buka Halal Indonesia Expo. Workshop ini dihadiri oleh 150 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang masyarakat, seperti mahasiswa, ormas ekonomi syariah, pelaku industri kreatif dan masyarakat umum. Adapun narasumber yang hadir di antaranya Direktorat Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia, Suhaedi, Pengurus Pusat MES , M. Bagus Teguh dan dari Badan Ekonomi Kreatif, Imam Muryanto.
Mendorong majunya ekonomi dan keuangan syariah, tidak lepas dari peranan industri kreatif yang begitu penting. Dalam pemaparan materinya Direktorat Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia, Suhaedi menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan sebagaimana seharusnya seorang muslim, dianjurkan menerapkan nilai agama secara menyeluruh termasuk didalamnya adalah ekonomi syariah. Lalu bagaimana industri kreatif syariah di Indonesia?
BACA JUGA: Jelang Musim Haji, Bank Syariah Mandiri Buka Layanan Penukaran Uang Riyal
Direktorat Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia menyayangkan saat ini, Indonesia lebih sering berperan sebagai konsumen dari pada produsen. Lanjutnya Suhaedi mengatakan, “Melalui generasi milenial ini saya berharap Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam ekonomi syariah khususnya sektor industri kreatif berbasis syariah” Ujar Suhaedi. Ia percaya bahwa milenial mempunyai potensi besar dan ide-ide kreatif yang cemerlang dalam mendobrak kemajuan ekonomi syariah di Indonesia.
Perkembangan terhadap industri keuangan syariah sangat lambat, dinilai karena adanya ketidakseimbangan lembaga keuangannya dan sektor rilnya. Sebab keuangan syariah tidak akan berkembang tanpa didukung dengan ekonomi yang berbasis syariah.
Direktorat Ekonomi Keuangan Syariah Bank Indonesia menjelaskan bahwa BI mempunyai program pengembangan yang mendorong majunya ekonomi syariah, yang terbagi dalam tiga pilar yaitu, pengembangan ekonomi syariah baik di pesantren, maupun wilayah binaan lainnya. Pengembangan sektor rilnya lalu pengembangan riset mendalam mengenai ekonomi dan keuangan syariah.
Pengurus Pusat MES, Muhammad Bagus Teguh yang juga seorang Konsultan Keuangan Syariah, menjelaskan bahwa ekonomi syariah akan maju di Indonesia, jika tingkat kesadaran masyarakatnya dimulai dari diri sendiri untuk menggunakan produk serta cara yang syariah mulai dari keuangan, perbankan hingga pasar modal yang syariah. “Peluang halal life style mencakup banyak lini aspek kehidupan mulai dari travelling sampai kepada fashion. Semakin tinggi tingkat kesadaran untuk mulai menerapkan sistem dan cara yang sesuai syariah ini menjadikan industri kreatif syariah memiliki peluang yang besar” ungkap Bagus Teguh.
Bagus Teguh juga melihat kesadaran masyarakat muslim dan pelaku industri ekonomi kreatif saat ini mulai sadar akan pembiayaan syariah, termasuk cara penjualan yang sesuai syariah.
BACA JUGA: Fiqih Ibadah Disarankan Masuk Dalam Buku Panduan Syariah Tanggap Bencana
Sementara itu, Imam Muryanto dari Bekraf mengatakan “Industri kreatif memang memiliki banyak tantangan di antaranya adalah akses permodalan yang masih terbatas, dan pelaku industri ekonomi kreatif yang kurang sadar untuk membukukan dengan rapih laporan keuangannya.” ujar Imam.
Lebih lanjut Imam mengatakan bahwa ekonomi kreatif syariah tidak melulu berbicara mengenai produk kebutuhan syariah, seperti hijab dan kebutuhan untuk ibadah. Akan tetapi peluangnya lebih luas di belasan sektor industri kreatif lainnya seperti film dan seni kriya. “Jadi, produknya tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan syariah, tetapi bisa dengan pembiayaannya sampai kepada pelayanannya menggunakan prinsip syariah” Pungkas Imam Muryanto. []