“Lihatlah! dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi manusia yang berakal.”
(QS Ali ‘Imran [3]: 190)
XI’AN — Baru-baru ini para ahli biologi dari Universitas Xi’an Jiaotong di China mengurutkan genom marmut Himalaya lengkap pertama. Ini dialkukan untuk membantu mereka menjelaskan dengan lebih baik bagaimana marmut hidup dalam cuaca yang ekstrem. Sebab, bertahan hidup di ketinggian 5.000 meter yang keras hampir mustahil untuk sebagian besar organisme hidup. Tapi, eksistensi marmut himalaya nyatanya melawan kemustahilan tersebut.
“Sebagai salah satu mamalia yang tinggal di ketinggian tertinggi, marmut Himalaya secara kronis terpapar pada suhu dingin, hipoksia, dan radiasi UV yang intens,” kata Enqi Liu dari Pusat Ilmu Kesehatan universitas.
BACA JUGA: Bebek dan Dirimu
Temuan, yang muncul dalam jurnal iScience, mengisyaratkan mekanisme genetik yang mendasari adaptasi ketinggian dan hibernasi. Sehingga marmut Himalaya ini menjadi sebagai sumber daya berharga bagi para peneliti yang mempelajari evolusi, penyakit dataran tinggi, dan adaptasi dingin.
Fitur biologis yang mencolok dari marmut Himalaya seperti berhibernasi selama lebih dari enam bulan selama musim dingin memimpin tim peneliti untuk mempelajari mekanisme adaptasi molekuler ke lingkungan yang ekstrem.
Mereka merangkai dan menyusun rancangan genom lengkap marmut Himalaya jantan. Mereka juga mengurutkan kembali 20 marmut Himalaya lainnya, termasuk individu yang hidup di ketinggian tinggi dan rendah, dan empat spesies marmut lainnya.
Kemudian, para peneliti berhasil mengurutkan RNA marmut juga untuk membandingkan perbedaan ekspresi gen antara marmut dalam keadaan mati suri dan setelah bangun dari hibernasi.
Tim ahli genetika Tiongkok mengidentifikasi dua gen, Slc25a14 dan Aamp (pseudogen yang diproses), yang telah dipilih dalam arah yang berbeda pada marmut yang hidup di dataran rendah dan tinggi, menunjukkan bahwa mereka terkait dengan kelangsungan hidup di populasi ketinggian tinggi di bawah kondisi yang sangat rendah oksigen.
BACA JUGA: Belajar Tawakal pada Burung
Mereka berpendapat bahwa Slc25a14 mungkin memiliki peran neuroprotektif yang penting. Pergeseran dalam Aamp mempengaruhi stabilitas RNA yang mengkode gen Aamp, yang mungkin merupakan strategi perlindungan untuk mencegah pertumbuhan berlebihan pembuluh darah baru di bawah kondisi oksigen yang sangat rendah.
Data sekuensing RNA menunjukkan bahwa perubahan ekspresi gen terjadi di hati dan otak selama hibernasi. Ini termasuk gen dalam jalur metabolisme asam lemak serta pembekuan darah dan diferensiasi sel induk. []
SUMBER: SCIENCE DAILY