JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) kembali menyelenggarakan Program Bantuan Insentif Pembinaan Agama dan Agama Islam di Wilayah Perbatasan (Bina Kawasan) untuk guru Pendidikan Agama Islam.
Tahun ini, tercatat sekitar 50 peserta Bina Kawasan sudah terseleksi dan terpilih. Mereka akan diberangkatkan ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) selama 12 bulan ke depan.
BACA JUGA: Kemenag Akan Uji Sahih Terjemahan Al-Qur’an Edisi Penyempurnaan
Pemberangkatan akan dilakukan pada hari Senin (15/7/2019). Ada 47 kabupaten yang menjadi wilayah sasaran, yaitu: Aceh Singkil, Pandeglang, Seluma, Pohuwato, Boalemo, Gorontalo Utara, Bengkayang, Sambas, Hulu Sungai Utara, Seruyan, Mahakam Ulu, Berau, Nunukan, Lampung Barat, Lampung Pesisir Barat, Kepulauan Aru , Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, Sumba Timur, Belu, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Ende, Sorong, Polewali Mandar, Janeponto, Banggai, Buol, Toli- Toli, Banggai Laut, Donggala, Konawe, Konawe Kepulauan, Bombana, Talaud, Solok Selatan, Pasaman Barat, Musi Rawas utara, Nias, Nias Utara, Nias Selatan.
Sebelum berangkat, peserta program menerima pembekalan dari Dirjen Pendidikan Islam. Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Imam Aman, mengajak peserta Bina Kawasan untuk ikut mendiseminasi moderasi beragama di wilayah sasaran.
BACA JUGA: Untuk Mudahkan Penyelenggaraan Haji, Kemenag Kembangkan Aplikasi Haji Pintar
“Guru agama ikut membahas tentang moderasi beragama, yaitu beragama moderat, tidak liberal dan radikal,” ujarnya Selasa (16/7/2019).
Imam mengingatkan, guru bina kawasan harus bisa menjaga netralitasnya. “Jangan sampai ada guru agama yang ikut-ikutan politik praktis, kita tetap jaga netralitas. Saya minta Kepala Bidang dan Kepala Seksi mengawal guru bina kawasan di daerah, ” pungkasnya. []
REPORTER: RHIO