SAHABAT KPM,
Para (calon) pengusaha sholeh yang sukses, kaya raya dan dermawan. Semoga Allah mudahkan kita semua.
Ada kurang lebih 250 juta penduduk Indonesia, sekitar 120 jutanya adalah pekerja, 57 jutanya adalah pengusaha.
Angka ini sebenarnya keren, hampir 1 banding 2 antara pengusaha dan pekerja. Walaupun masih jauh keren dibanding rasio para sahabat Nabi, 9 banding 1.
Angka rasio 1 banding 2 sudah lebih tinggi di banding negara-negara lain bahkan negara maju sekalipun yang rata-rata rasionya 1 banding 5. Namun kenapa ekonomi di Indonesia tidak lebih bagus dari negara-negara maju padahal rasio pengusahanya lebih besar.
Ini faktanya,
Dari 57 juta data pengusaha di Indonesia. 55 jutanya adalah usaha mikro. Dasarnya, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah mereka yang berpenghasilan dibawah 4.8 milyar/tahun. Usaha mikro pasti yang paling bawah dibanding usaha kecil dan menengah.
Patokan paling gampang adalah, dulu saat kita kecil ada tetangga kita jualan mie ayam, dengan grobak warna biru ada list merah sedikit. Hari ini, mungkin 20 tahun dari kita kecil, tetangga kita, orangnya sama-hanya ubannya makin banyak, grobak juga sama-hanya dicat ulang, dan jualannya juga sama persis, Varian dan gaya jualannya.
Sama juga tetanga kita yang jualan jamu, sayuran, gorengan dan lain-lain.
Nah mereka inilah yang disebut usaha mikro. Dari ilustrasi di atas, terlihat usaha mikro di Indonesia sangat sulit berkembang naik level. Inilah kenapa ekonomi di Indonesia seperti hari ini kita tahu.
Yang kecil tetap kecil sulit jadi besar. Yang besar semakin besar sendirian. Inilah yang disebut gaya kapitalis.
Rasio sudah keren tapi komposisi dan prestasinya masih jauh dari harapan.
Apasih masalahnya?
Sahabat KPM,
Paling tidak ada 4 penyebab kenapa bisnis di Indonesia sangat susah untuk maju. Yang biasa saya singkat dengan 4 Salah KEPO.
Yaitu salah konsep, salah emosi, salah peta dan salah orang.
Di tulisan ini saya hanya bahas salah yang pertama, yaitu salah konsep. Sebagian besar pengusaha kita, bisnis tanpa konsep. Kita ingin hari ini mulai bisnis, hari ini langsung untung. Lebih-lebih ide bisnisnya diambil hanya sekilas melihat bisnis orang lain ramai, langsung kita ikuti.
Lagi bagus orang jualan capucino cincau, ramai-ramai yang lain juga ikutan. Tahu bulat, kepal milo, sempol, dan lain-lain.
Saat trennya habis, maka bangkrut ramai-ramai. Pantas data mengatakan bahwa di Indonesia pengusahanya 96% bangkrut usia bisnisnya di bawah 10 tahun.
Inilah penyebab utama, kita tidak punya konsep matang. Kita kurang mendalami ilmu membuat konsep bisnis yang bagus, akhirnya salah konsep.
Sahabat KPM,
Data mengerikan ini tentu ada solusinya. Dan takjubnya saya, semangat teman-teman, terutama muslim tetap besar untuk jadi pengusaha. Walau sudah puluhan kali gagal, puluhan kali ketipu orang.
Kenapa demikian?
Karena darah seorang muslim adalah darah para pengusaha, layaknya Nabi kita dan para sahabat-sahabatnya.
Fitrahnya muslim adalah pengusaha. Saya yakin, senyaman-nyamannya sahabat kerja jadi karyawan, pasti ada rasa ingin jadi pengusaha. Minimal usaha setelah pensiun.
Di sinilah saya dan teman-teman Kampus Pengusaha Muslim bergerak. Ingin sekali melahirkan pengusaha-pengusaha muslim yang sholeh, kaya raya dan dermawan.
Bagi sahabat yang ingin menjadi pengusaha atau mengembangkan usaha lebih maju, kami ada program mentoring online gratis. Semoga kita bisa belajar membentuk konsep bisnis yang kuat dan bisa menjadi solusi bagi keluarga kita, masyarakat sekitar kita, agama dan negara kita.
Silahkan daftar via bit.ly/MentoringBisnisLangitKPM.
Atau hubungi admin KPM via wa.me/628111155099.
Salam sukses berjamaah,
Faisal Ramli
Mentor Kampus Pengusaha Muslim