YERUSALEM–Liga Arab mengutuk pembongkaran yang dilakukan oleh Israel di daerah Wadi al Hummus, tenggara Yerusalem, Senin (22/7/2019). Menurut Liga Arab kejahatan ini adalah agresi terang-terangan Israel dan meningkat yang menargetkan orang-orang Palestina di Yerusalem dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini disampaikan Saed Abu Ali, asisten sekretaris jenderal Liga Arab untuk urusan Palestina dan menduduki wilayah-wilayah Arab.
Dia menambahkan bahwa agresi tersebut merupakan kelanjutan dari kebijakan Israel untuk pemindahan paksa warga Palestina dari kota.
BACA JUGA:Â Presiden Venezuela Tegaskan Dukungan Tanpa Syarat Negaranya untuk Perjuangan Palestina
Abu Ali menekankan bahwa apa yang terjadi di Yerusalem adalah kejahatan perang dan pembersihan etnis, dan menambahkan bahwa pemindahan paksa ini adalah yang paling berbahaya dalam serangkaian kejahatan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Dia menyerukan kepada masyarakat internasional dan lembaga-lembaganya, khususnya Dewan Keamanan PBB dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk campur tangan memaksa Israel menghentikan kejahatannya dan meminta pertanggungjawaban atas kejahatan ini.
Pihak berwenang Israel mulai awal pembongkaran hari ini 10 bangunan Palestina, berisi sekitar 70 apartemen di Wadi al Hummus.
Mayoritas bangunan terletak di Area A dan B di Tepi Barat di mana, menurut Kesepakatan Oslo, semua masalah sipil berada di bawah yurisdiksi Otoritas Palestina.
Tak hanya Liga Arab, Prancis juga ikut mengutuk penghancuran 10 bangunan oleh Israel di daerah Sur Bahir, di Yerusalem Timur yang diduduki. Pernyataan ini disampaikan kementerian luar negeri Prancis.
Pernyataan itu menekankan bahwa penghancuran di wilayah-wilayah pendudukan bertentangan dengan hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan.
BACA JUGA:Â OKI Kecam ‘Jalur Peziarah’ Israel di Yerusalem
Prancis mengatakan bahwa pembongkaran ini dilakukan untuk pertama kalinya di daerah-daerah di bawah pemerintahan Palestina sebagaimana diatur dalam Kesepakatan Oslo, menekankan bahwa langkah-langkah Israel ini menjadi preseden berbahaya yang membahayakan solusi dua negara. []
SUMBER: WAFA