JAKARTA — Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar seri diseminasi hasil penelitian bertajuk “Memperkuat Ketahanan Kampus Sebagai Ujung Tombak Ninli-nilai Kebangsaan” di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Senin (30/7/2019).
Penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti FISIP UMJ di bawah pimpinan Debbie Affianty, M.Si ini dilaksanakan sejak Desember 2018 sampai dengan Maret 2019.
BACA JUGA: Pesan Aa Gym tentang NKRI
Tim Peneliti FISIP UMJ melaksanakan penelitian ke delapan kampus yang meliputi tiga Perguruan Tinggi Negeri (Institut Teknologi Bandung/ITB, Institut Pertanian Bogor/IPB, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dua Perguruan Tinggi Kedinasan ( Politeknik Keuangan Negara STAN dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri), serta tiga Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Tasik, dan Universitas Muhammadiyah Tangerang).
Ketua Tim Peneliti, Debbie Affianty, M.Si., memaparkan tentang temuan dari penelitian yang telah dilakukan, termasuk analisa tentang faktor-faktor pendukung daya tangkal (resilience) serta faktor-faktor kerentanan (vulnerabilities) terhadap intoleransi dan radikalisme di Perguruan Tinggi.
BACA JUGA: Pesantren Tiang NU Menegakkan NKRI
Menurut Debbie, seperti temuan pada penelitian, ada dua faktor yang mempengaruhi ketahanan kampus dalam radikalisme. “Berkaitan dengan ketahanan kampus, ditemukan bahwa dukungan terhadap NKRI dan demokrasi cukup kuat dikalangan mahasiswa,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, sebagian besar dari mahasiswa yang diwawancarai di kampus-kampus yang diteliti, kata dia mendukung adanya Pancasila dan demokrasi dalam sistem NKRI. Menurut mahasiswa, Pancasila tidak bertentangan dengan Syariat Islam.
“Selanjutnya, kaitan tentang relasi mayoritas-minoritas. Mahasiswa menganggap bahwa koeksistensi dari masyarakat yang berbeda harus dihargai,” terangnya. []
REPORTER: RHIO