PERTAMA, menjaga hati dan anggota tubuh dari melakukan perkara dosa dan haram. Ini merupakan tingkatan terendah. Tingkatan ini akan memberikan kehidupan kepada seorang hamba.
Kedua, menjaga keduanya dari melakukan perkara-perkara makruh. Ini tingkatan pertengahan. Tingkatan ini akan memberikan kesehatan dan kekuatan kepada seorang hamba.
BACA JUGA: Dzikir Penajam Takwa Penolak Maksiat
Ketiga, menjaga keduanya dari melakukan perkara yang boleh, namun tidak bermanfaat. Ini merupakan tingkatan tertinggi. Tingkatan ini akan mewujudkan kebahagian kepada seorang hamba. [ Al-Fawaid, hlm. 64-65 ].
Dimanakah posisi ketakwaan kita ? Mungkin baru “berusaha” untuk berada pada tingkatan terendah, yaitu sekedar menahan diri dari melakukan dosa dan perkara yang diharamkan oleh Allah. Belum mampu meninggalkan perkara makruh, atau bahkan perkara mubah yang tidak bermanfaat. Namanya saja baru “berusaha”, berarti masih dalam proses ke arah sana. Kita katakan demikian, karena posisi kita di tingkatan terendah ini masih jauh dari “ideal”. Hati dan anggota tubuh kita masih sering melakukan berbagai perkara yang Allah haramkan. Sehingga stempel “orang-orang yang bertakwa” amat sangat belum pantas untuk kita dapatkan. Maka jangan heran, kenapa janji-janji Allah kepada orang-orang yang bertakwa belum bisa terwujud kepada diri kita ?? Sebabnya bukan karena ayatnya yang salah, akan tetapi karena kita memang belum termasuk barisan mereka secara hakiki. []
Facebook: Abdullah Al-Jirani