Oleh: Dita Fauziah
Mahasiswa STEBI SEBI
ditafauziah44@gmail.com
PERNAHKAH kita sesekali berpikir, bahwa nikmat yang kita dapatkan hari ini merupakan anugerah dari Allah yang diimpikan dan diinginkan juga oleh orang lain?
Tahukah kita, bahwasannya ada sebagian orang di belahan bumi lain yang sangat menginginkan kesejahteraan hidup yang kita miliki? Harta yang berkecukupan, keluarga yang lengkap, rumah sebagai naungan yang aman, serta pekerjaan yang meningkatkan kualitas kehidupan.
Sudahkah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya?
BACA JUGA: Sedekah yang Terbungkus dengan Harga Diri
Rasa syukur menjadikan kita pribadi yang dicintai oleh Allah. Penyebab ditambahkan pula nikmat yang selama ini Allah telah berikan. Seperti yang disampaikan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7.
“Jika kamu bersyukur, maka akan Aku tambah nikmat Ku. Namun jika kamu mengingkari nikmat Ku, maka sungguh azab Ku sangat pedih.”
Bersyukur bukan hanya sebatas dilakukan dengan mengucap Alhamdulillah. Namun masih banyak lagi yang harus kita lakukan sebagai tanda bahwa kita merupakan insan yang pandai bersyukur. Diantaranya yakni meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kepada sang Khaliq serta memberi sedekah dari hati kepada sesama makhluk hidup di muka bumi.
“Kebahagiaan kita diukur oleh seberapa banyak kita memberi” – Master of Awareness –
Quotes tersebut penulis kutip dari salah satu buku motivator bernama Nanang Qosim Yusuf (Naqoy). Di dalam bukunya banyak sekali kisah yang memotivasi, khususnya di bab pertama tentang latihan memberi dengan hati.
Berbagi kepada sesama merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan. Sebab di setiap harta yang kita dapatkan ada hak orang lain di dalamnya. Maka keluarkan hak orang lain tersebut setidaknya dengan bersedekah 2,5% dari harta yang kita miliki.
Sedekah tidak akan membuat seseorang jatuh miskin. Justru sebaliknya. Dengan sedekah, Allah telah mempersiapkan hadiah untuk hamba-Nya. Dan memberikannya dari arah yang tidak pernah disangka-sangka.
Bisa jadi hadiah tersebut berupa uang atau proyek pekerjaan yang Allah beri berlipat-lipat kali dari harta yang kita sedekahkan. Bisa jadi hadiahnya berupa kesehatan untuk keluarga atau sanak saudara yang sejak kemarin menderita suatu penyakit. Bisa jadi hadiah tersebut justru Allah berikan di akhirat kelak sebagai pemberat amal kebajikan yang mengalir abadi sampai surga.
Sungguh luar biasa keajaiban dari bersedekah ini. Banyak dari kita yang telah merasakan manfaatnya. Karena memang sejatinya ketika kita memberi banyak, maka kita pula yang akan mendapatkan lebih banyak. Sebaliknya, jika kita menunda untuk memberi, maka akan tertunda pula pintu-pintu rezeki untuk terbuka.
BACA JUGA: Sedekah dari Harta yang Haram
Tentunya pemberian atau sedekah yang kita berikan perlu dibarengi dengan keikhlasan. Ikhlas dalam memberi akan memberikan kebahagiaan dalam hidup. Disanalah kita sertai hati yang bersih dalam setiap sedekah yang diberikan.
Suatu kebahagiaan ketika kita membeli tisu dan air mineral dari anak kecil yang merupakan pedagang asongan di stasiun kereta api. Dia rela berpanas-panasan, berjualan dari pagi hingga petang. Barangkali untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dari uang sepuluh ribu rupiah yang kita berikan, bisa ia bawa pulang untuk sekedar membeli makanan memenuhi kebutuhan primer keluarganya.
Kita tidak pernah tahu kebaikan mana yang bisa mengantarkan kita jalan menuju surga. Mungkin dari sedekah ini bisa kita dapatkan pahala yang menjadi pemberat amal sholeh di yaumul hisab. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.