SETIAP perayaan hari raya pasti punya ciri khasnya tersendiri di berbagai negara, termasuk Idul Adha. Nah, bagaimana dengan tradisi Idul Adha di mancanegara?
Yuk, simak ulasannya berikut ini:
Maroko
Di Maroko, libur Idul Adha berlangsung selama tiga hari. Saat libur tersebut, para masyarakat membanjiri masjid dan menghabiskan waktu untuk beribadah dan mengaji. Setelah itu, umat muslim juga bersiap untuk menyembelih hewan kurban yang nantinya akan didistribusikan ke masyarakat. Semuanya fokus untuk beribadah dalam momen yang penuh berkah ini. Maroko juga punya hidangan khas Idul Adha yang bernama mrouzia dan boulfaf. Makanan ini terbuat dari daging sapi dan domba dibakar atau direbus dengan rempah-rempah sehingga rasanya lezat.
BACA JUGA: 10 Tradisi Unik Perayaan Idul Adha di Mancanegara (1)
China
China memang bukan negara Islam, tapi bukan berarti di sana perayaan Idul Adha tidak semeriah di negara lain. Jika di Indonesia ramai Idul Adha pada saat malam takbiran dan hari H, maka di China keseruannya berlangsung hingga empat hari penuh. Uniknya masyarakat di Ningxia, China yang melaksanakan shalat ied ke masjid hanya laki-laki. Sedangkan para wanita dilarang untuk shalat ied ke masjid.
Selepas shalat ied, mereka lalu mengadakan beberapa perayaan, seperti membaca ayat-ayat alquran, menyanyikan kasidah-kasidah dan nasyid keagamaan, di samping saling bertukar makanan, bingkisan, dan hadiah. Selain itu, beberapa pasar “dadakan” juga turut memeriahkan perayaan yang dilangsungkan selama empat hari berturut-turut.
Rusia
Walau dengan mayoritas penduduk komunis, muslim di Rusia tetap menjalankan aktivitas ied seperti pada umumnya. Dimulai dengan sholat ied yang biasanya dilakukan di lapangan atau jalan-jalan. Hal ini berkaitan dengan fasilitas ibadah yang kurang memadai dengan jumlah masjid yang terbilang masih sedikit. Tidak ada yang begitu spesial dengan tradisi Idul Adha di Rusia. Namun keterbatasan tadi telah menciptakan suasana ied yang khusyuk dan sakral bagi umat muslim di sana. Aturan baru yang melarang penyembelihan hewan kurban di ruang publik membuat umat Islam bingung. Pemerintah memang telah menunjuk lokasi pemotongan hewan kurban, namun tentunya tidak mungkin hal itu dilakukan. Sebelum aturan itu diberlakukan kebanyakan umat Islam menyembelih hewan kurban di pekarangan rumah atau masjid yang ada.
BACA JUGA:Â Di Balik Meme Idul Adha
Amerika Serikat
Di Amerika, biasanya penduduk yang merayakan Idul Adha diberikan jatah libur 1-3 hari. Mereka melakukan ibadah di masjid sejak pagi hari, setelah itu mereka sering berbagi makanan dengan mengadakan acara makan bersama. Tidak jauh berbeda dengan Mesir, di Amerika juga jarang melakukan proses penyembelihan hewan kurban. Meski bukan hari libur nasional, umat Islam Amerika biasanya mengambil cuti atau izin guna merayakan Idul Adha. Serupa dengan negera-negara Islam lain, aktivitas komunitas muslim selama perayaan Idul Adha terpusat di masjid. Yang membedakan, proses penyembelihan hewan kurban terjadi di tempat-tempat pemotongan hewan atau umat Islam lebih banyak memesan daging hewan kurban sebelum mendistribusikannya kepada mereka yang berhak.
Singapura
Singapura juga memiliki cerita lain mengenai perayaan Idul Adha. Selain shalat ied dan pemotongan hewan kurban, di Singapura ada banyak sekali kemeriahan untuk merayakan Idul Adha seperti yang diadakan di kawasan Kampong Glam dan Geylang Serai. Di dua kawasan ini secara rutin diadakan bazaar Idul Adha dengan dekorasi meriah yang tiap tahunnya selalu dipenuhi masyarakat lokal dan wisatawan asing. []
SUMBER: BRILIO