KEPALA Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menjawab isu soal Calon Taruna (Catar) Akademi TNI, Enzo Zenz Allie terpapar radikalisme. Isu itu muncul setelah sebuah foto diduga Enzo di akun Facebook Salman Faris.
Sisriadi menegaskan, pihaknya sudah sangat selektif dalam menyaring para taruna Akmil.
“Tidak (radikal). Kita kan ada sistem seleksi yang berbeda dengan seleksi orang mau kerja shift siang, shift malam. Ini untuk megang senjata dia. Jadi sudah selektif,” tutur Sisriadi.
BACA JUGA: Tepis Isu Enzo Zenz Allie Terpapar Radikalisme, Pesantren: Enzo Pancasilais dan Cinta NKRI
Menurutnya, TNI memiliki sistem seleksi mental ideologi, mulai dari tes tertulis, wawancara, hingga penelusuran media sosial milik calon taruna akmil.
“Jadi itu sudah kita lakukan semua. Kalau masalah terpapar itu banyak orang terpapar. Mungkin mereka memberikan pendapat-pendapat tentang apa gitu,” jelas dia.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan Enzo adalah Warga Negara Indonesia. Dia menegaskan, WNI adalah syarat mutlak jika ingin menjadi taruna Akmil.
“Ya dari persyaratan saja masuk ke daftar militer harus WNI, kita berbicara masalah persyaratan,” ujar Hadi Tjahjanto.
Menurut dia, Enzo pernah mengenyam pendidikan di Prancis hingga Sekolah Dasar. Namun, setelah sang ayah meninggal, Enzo lalu tinggal bersama ibunya di Jakarta.
BACA JUGA: Ini Cita-Cita Enzo Zenz Allie yang Bikin Gurunya Merinding
“Ibunya Jakarta, sama ibunya dimasukkan ke Ponpes, dia sekolah SMP hingga SMA,” kata Hadi.
Hadi mengatakan, Enzo lolos masuk Akmil lantaran telah memenuhi syarat baik secara fisik ataupun psikologis. Dia juga melihat cukup potensial menjadi taruna Akmil.
“Dilihat dari seleksinya memenuhi syarat vital itu pull up-nya, larinya, yah itu dihitung semua secara fisik kemudian psikologinya semuanya memenuhi syarat,” jelasnya. []
SUMBER: MERDEKA