SEBAGAI seorang manusia, kita diberi anugerah oleh Allah SWT berupa akal dan pikiran. Kedua hal itu bisa kita manfaatkan sebaik mungkin dalam menjalankan kehidupan ini. Di mana setiap tantangan dan rintangan dapat dipecakan jika kita menggunakan akal kita untuk berpikir dengan baik.
Namun sayang, tidak semua orang memahami akan anugerah yang dimiliki itu. Mereka lebih peduli perkataan orang lain daripada kemampuan dirinya. Sehingga, terkadang ia merasa bingung karena perkataan orang lain yang terkadang berbeda. Tapi, ia tetap mengikuti karena ingin terlihat baik di mata manusia lainnya. Hingga akhirnya, ia pusing sendiri harus berbuat apa.
BACA JUGA: Perkataan Orang Lain Tak Selamanya Harus Didengar
Seperti halnya kisah yang akan kami ceritakan ini. Kisah ini mungkin hanya fiktif belaka yang belum pasti kebenarannya. Kisah ini pun sudah tersebar luas di media sosial. Namun, kisah ini memiliki pelajaran tersendiri bagi kita agar kita tidak selalu mendengarkan perkataan orang lain.
Suatu hari ada seorang ayah dan anaknya berjalan menyusuri jalan sambil memegang untanya. Terlihat ada sekumpulan masyarakat sedang asik berbincang. Ketika mereka berjalan di hadapan mereka, ada seseorang berkata kepada mereka, “Dasar bodoh, masa unta hanya digandeng saja, sedangkan anaknya disuruh berjalan kelelahan?”
Mendengar perkataan itu, lalu sang ayah menyuruh anaknya untuk menaiki unta mereka. Ketika mereka melewati suau perkampungan yang lain, mereka bertemu dengan sekumpulan orang. Dan ketika mereka berjalan di hadapan orang-orang tersebut, ada yang berkata, “Lihat itu, ada anak durhaka. Masa ayahnya di suruh berjalan, sedangkan ia enak-enakan naik di atas unta.”
Mendegar perkataan itu, lalu sang ayah memerintahkan anaknya untuk turun dan ia yang naik di atas unta mereka. Lalu, mereka melewati kambali suatu perkumpulan dan terlihat lagi ada sekumpulan orang sedang asik berbincang. Ketika mereka melewati sekumpulan orang itu, ada yang berkata, “Wah, dasar ayah tidak tahu diri. Masa anaknya dibiarkan kelelahan dengan berjalan, sedangkan ia naik di atas unta.”
Mendengar perkataan itu, sang ayah menghimbau, “Ya sudah nak, kamu naik juga ke atas unta, kita sama-sama naiki unta ini.” Tak berselang lama, mereka bertemu lagi dengan sekelompok manusia. Ketika mereka berjalan di hadapan mereka, seseorang berkata, “Dasar manusia tidak berperikehewanan. Hewan disiksa dengan memberikan beban berat padanya.”
BACA JUGA: Cegah Diri Kita dalam Perbuatan Buruk Menghujat Orang Lain
Lalu, apa yang akan sang ayah dan anaknya lakukan mendengar ucapan itu? Bingung bukan? Ya, jadi serba salah dan tak karuan hingga akhirnya pusing sendiri memikirkan agar terlihat baik di mata manusia lain.
Ingatlah, kita melakukan sesuatu jangan hanya ingin dipandang baik oleh orang lain. Tapi, bekerjalan atau berusahalan untuk melakukan sesuatu secara ikhlas hanya karena Allah. Kaca mata manusia itu berbeda, maka jika kita mendengarkan orang lain agar mendapat pujian, kita tidak akan pernah bisa. Tapi, jika kita melakukan sesuatu hanya karena Allah, maka insya Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. []