PEKALONGAN–Seorang anak SMA menyerahkan uang logam dua puluh juta ke petugas diler motor di Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, untuk membeli motor. Setelah dua hari berlalu, lima petugas di dealer motor tersebut ternyata belum selesai menghitung uang logam sekarung yang berbobot sekitar 80 Kg itu.
“Iya kemarin ada anak SMA membeli motor baru seharga dua puluh jutaan dengan uang logam ini. Katanya hasil tabungan selama lima tahun,” kata Iria Irianti, selaku Sales Counter Motor, Jumat (09/08/2019).
Iria Irianti mengaku, pihaknya sudah dua hari ini belum selesai menghitung uang senilai Rp 20 jutaan tersebut.
“Kita hitung ulang. Setiap bungkus plastik sih sudah ada label seratus ribu. Kita masih hitung ulang,” jelasnya.
BACA JUGA: 2 Siswi SMA di Kalteng Berhasil Temukan Obat Kanker Payudara
Menurutnya uang logam tersebut dibungkus dengan tiga karung yang kemudian dibungkus dengan satu karung besar.
“Kemarin (Kamis siang), diantar oleh ayahnya ke sini dan membeli motor yang diinginkannya. Butuh tiga orang dewasa untuk mengangkatnya,” tambah Ira Irianti.
Kendati belum kelar menghitung namun motor idaman dari Aviani Tri Yulianti, siswi kelas XII IPS 1 SMA N Bojong ini telah diserahkan.
Aviani Tri Yulianti saat ditemui di sekolahnya mengakui dirinya membeli motor asal hasil uang tabungannya selama lima tahun.
“Saya kumpulkan dari sisa uang saku sekolah sejak saya masih kelas 7 SMP,” katanya.
Aviani menjelaskan sudah menjadi cita-citanya sejak SMP di saat dirinya mempunyai KTP akan membeli motor atas nama sendiri. “Bukan dibelikan orangtua. Tapi membeli sendiri kalau sudah punya KTP dengan cara mengumpulkan uang koin sedikit demi sedikit,” jelasnya.
Pada bulan Juli yang merupakan hari ulang tahunnya yang ke 17 tersebut, dirinya mulai membuat KTP. Usai selesai membuat KTP pada bulan Agustus dirinya mulai menghitung hasil tabungannya untuk membeli motor.
Hingga akhirnya uang tercukupi pada Kamis (8/8/2019) dirinya diantar ayah dan kakaknya untuk membeli motor.
“Kalau SIM sudah punya dulu pernah buat di sekolah. Saya juga tahu kalau mau mengendarai motor harus punya SIM dulu,” kata Aviani.
Aviani memang dikenal anak yang gemar menabung. Tidak hanya motor, bahkan handphone dan keperluan lainnya pun ia beli dari menyisihkan uang saku. Setiap hari dirinya diberi uang saku sebesar Rp 15 ribu.
“Uang saku lima belas ribu. Ke sekolah saya bawa bekal. Jadi kadang uang utuh atau sisa sepuluh ribu saya masukan ke celengan (tempat penyimpanan uang dari plastik),” imbuhnya.
Saking banyaknya tempat penyimpanan uang di kamarnya, dirinya tidak ingat berapa jumlahnya.
“Banyak tempatnya. Tapi akhirnya saya bungkus plastik setiap seratus ribu dan saya masukan ke karung beras,” kata Aviani.
Sementara itu terpisah, Jalenai ayah Aviani Tri Yulianti, saat ditemui di rumahnya di Desa Sumur Jomblangbogo, Kecamatan Bojong, mengakui anak bungsunya termasuk anak yang gemi alias gemar menabung.
“Ya uang sakunya kan tidak receh. Dia tukar uang sebelum ditabungkan di dalam kamarnya agar dapat masuk ke tempatnya,” kata Jaelani.
BACA JUGA: Menangis Kelaparan di Sekolah, Siswi Pintar di Aceh: di Rumah Tak Ada Beras
Dirinya sendiri menjelaskan setiap hari memberikan uang sebesar Rp 15 ribu ke anaknya.
“Tapi uang tersebut tidak habis. Malah utuh karena bawa bekal. Uang tersebut ditukar menjadi uang koin di kios kemudian dimasukkan ke celengan,” tambahnya.
Jaelani menambahkan dirinya sengaja mendidik anaknya untuk mandiri. Sedianya dirinya telah menawarkan untuk membelikan anaknya motor namun di tolak oleh Aviani.
“Baru setelah membuat KTP selesai anak saya minta diantar ke dealer motor untuk membeli motor dari hasil tabungannya. Ya kemarin beratnya sekitar 80 kg semuanya. Semuanya koin logam seribuan,” ujar Jaelani yang setiap harinya sebagai pegawai puskesmas. []
SUMBER: DETIK