DUA tahapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berdakwah yakni, Sirriyyah dan Jahriyyah. Sirriyah merupakan dakwah yang dibangun secara rahasia atau tersembunyi, dakwah ini bukan berarti dibangun atas rasa takut, melainkan sebagai strategi Rasulullah dalam menyampaikan risalah-Nya.
Beliau mengantisipasi pengikutnya yang masih sedikit dan belum kuat saat awal-awal penyebaran Islam. Sedangkan ancaman kaum Quraisy masih kuat dan status kota Mekah sebagai pusat agama bangsa Arab yang mayoritasnya menyembah patung dan berhala.
BACA JUGA: Meniru Metode Dakwah Rasulullah Saw
Dakwah Sirriyyah ini beliau jalani selama tiga tahun. Tentunya beliau terlebih dahulu menawarkan Islam kepada keluarga dan juga kerabat-kerabat beliau terdekat. Sebelum wahyu turun kepada beliau, beliau sudah dikenal sebagai Al-Amin. Itu sebabnya, sejak beliau masih anak-anak, kesempurnaan, kedewasaan dan kejujuran hatinya, sudah nampak. Sehingga semua penduduk Makkah memanggilnya Al-Amin (yang dapat dipercaya).
Walaupun dakwah ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat individu, namun tetap saja pada akhirnya dakwah ini sampai juga ke telinga kaum Quraisy. Hanya saja, mereka belum terlalu mempermasalahkannya karena Rasulullah tidak pernah menyinggung agama dan tuhan-tuhan mereka.
Dakwah ini pun pada akhirnya terus menyebar, hingga terbentuklah kelompok kaum muslimin yang dibangun di atas ukhuwwah (persaudaraan). Dan tak lama setelah itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah yang menugaskan agar dakwah beliau dilakukan secara terang-terangan atau jahriyyah.
BACA JUGA: Rumah Arqam, Pusat Dakwah Nabi
Ayat pertama yang turun berkenaan dengan dakwah jahriyyah ini adalah:
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (QS. Asy-Syu’ara Ayat 214). []
Sumber: Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri. Ar-Rahiq al-Makhtum, Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad, Dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir. Jakarta: Darul Haq.