WASHINGTON — Imam Abubakar Abdullahi (83), seorang muslim dari Nigeria, menjadi salah seorang yang dianugerahi Penghargaan Kebebasan Beragama Internasional 2019 oleh pemerintah Amerika Serikat.
Abdullahi diketahui telah menyelamatkan ratusan nyawa orang saat terjadi serangan antar dua kubu di sebuah desa di Nigeria Tengah, beberapa waktu lalu. Kabar tentang Abdullahi, seorang muslim yang melindungi 262 warga non muslim dalam peristiwa penyerangan itu sempat menghiasi pemberitaan berbagai media internasional. Tindakan heroiknya itu menuai banyak pujian.
BACA JUGA: Seorang Ulama di Nigeria Selamatkan 262 Warga yang Diserang Kelompok Bersenjata
Saat menyembunyikan warga non muslim tersebut, Abdullahi ditanyai tentang keberadaan mereka oleh para penyerang tetapi dengan berani dia menolak untuk menyerahkan orang-orang yang berlindung di dalam masjid tersebut.
“Imam itu mengungsikan tetangga-tetangga Kristennya, melindungi 262 orang Kristen di masjid dan rumahnya…. kemudian berdiri di luar pintu menghadapi penyerang Muslim, memohon agar mereka menyelamatkan nyawa orang-orang Kristen di dalam, bahkan menawarkan untuk menukar hidupnya sendiri dengan mereka,” kata gubernur Brownback dalam acara pemberian penghargaan tersebut.
“Tindakannya menjadi saksi keberanian sejati, tidak mementingkan diri sendiri, dan cinta persaudaraan sejati,” imbuhnya.
Atas solidaritas dan keberanian yang ditunjukkan Abdullahi yang tak memandang ras atau agama dalam menolong sesama, dia diundang untuk menerima penghargaan pada Rabu pekan lalu di Washington. Penghargaan yang sama juga diberikan pada empat pemimpin agama dari Sudan, Irak, Brasil dan Siprus. Mereka dianggap berjasa dalam mendukung kebebasan beragama.
Ivanir dos Santos dari Brasil bekerja keras untuk mendukung dialog antaragama, memerangi diskriminasi, dan menciptakan mekanisme untuk melindungi kelompok rentan.
BACA JUGA: Subhanallah, 82 Non-Muslim Nigeria Masuk Islam dalam 2 Malam
Mohamed Yosaif Abdalrahan dari Sudan bekerja tanpa lelah untuk membela hak-hak minoritas agama Sudan, melalui advokasi publik dan juga tugas hukum.
Salpy Eskidjian Weiderud dari Siprus telah sepenuhnya berkomitmen untuk bekerja dengan para pemimpin agama, dan komunitas keagamaan dan organisasi berbasis agama pada berbagai masalah, termasuk kebebasan beragama. Ia juga salah satu arsitek dari inisiatif peacebuilding di Siprus yang dikenal sebagai Jalur Religius Proses Perdamaian Siprus.
William dan Pascale Warda dari Irak telah mengabdikan hidup mereka untuk mempromosikan kebebasan beragama dan tujuan hak asasi manusia lainnya di negara mereka. []
SUMBER: ABOUT ISLAM