Oleh: Akmal Fauzi Al-Khawarizmi
UNTUK yang katanya setia dalam cinta, tapi nyatanya giat dalam berpacar ria, kesetiaan demikian sungguh kemunafikan belaka. Karena pacaran sejatinya merupakan penghianatan cinta yang paling nyata.
Kalian katakan cinta dan sayang kepadanya. Berikan perhatian dan segalanya, padahal dia belum tentu pilihan Allah juga. Jika demikian jodohmu dapatka apa? Hanya dapatkan sisa. Lantaran dia bukan yang pertama atau yang kedua dan ketiga, tapi yang kesekian sehingga terakhir posisinya.
Apakah kalian rela jika diposisikan sedemikian pilihan sisa? Bayangkan saja bagaimana tidak enaknya diposisikan di akhir apalagi dalam hubungan cinta. Setelah dia menikmati singgah sana sini, ketika telah merasakan lelah dan pesakitan barulah dia memilihmu jadi tambatannya, tapi bukan yang pertama.
Untuk kalian yang katanya setia dalam cinta, tapi gemar berpacar ria, segeralah sadar sebelum terlau jauh dalam kemaksiatan kepada Allah Ta’ala, dan kesesatan dalam mengartikan cnta.
Bedakan antara cinta sejati dengan nafsu yang mengatasnamakan cinta. Cinta selalu sejalan dengan ketaatan, tetapi nafsu hanya mengarahkan kapada penjajakan yang tidak akan pernah ada akhirnya. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word