KEKAYAAN memang bukanlah segalanya. Tetapi, tak bisa dipungkiri bahwa harta juga dibutuhkan semua orang. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita memerlukan materi agar bisa terpenuhi. Oleh sebab itu, kita harus berusaha agar kebutuhan terpenuhi, meski tidak menjadi orang kaya.
Ya, bersebab kaya, dipandang memiliki segalanya dalam hal materi, maka mereka biasanya memiliki mental yang berbeda dengan orang-orang biasa. Meski kita tidak terlihat kaya dari materi, tapi menanamkan sikap kaya dalam mental diri perlu kita terapkan. Mengapa? Sebab, bermental kaya merupakan salah satu wujud seseorang memiliki kedudukan tinggi daripada yang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyukai hamba-hamba-Nya yang bermental kaya. Dengan begitu, maka secara tidak langsung kita pun berdoa kepada Allah, melalui tindakan agar kita bisa menjadi kaya. Tentunya bukan kaya akan materi saja, begitu pula dengan hati. Lantas, seperti apa mental orang kaya itu?
1. Menolak Belas Kasihan Orang Lain
Menolak belas kasihan orang bukan berarti kita angkuh atau sombong. Tetapi orang yang terbiasa hidup dari rasa belas kasihan orang lain cenderung malas atau tidak punya spirit untuk hidup mandiri. Lawan dari mental kaya adalah mental miskin, berarti orang yang terbiasa menerima pembelian orang lain secara tidak sadar mendidik karakternya untuk menjadi orang yang bermental miskin.
Salah satu ciri yang melekat pada orang yang bermental miskin adalah senang pada hal-hal yang sifatnya gratisan. Jadi orang yang bermental miskin sangat suka ditraktir, lebih senang tangan di bawah daripada tangan di atas. Walaupun ada pengeculian misalnya pada saat-saat tertentu atau momen tertentu menerima traktiran tidak masalah, tetapi yang menjadikannya sebagai kebiasaan patut dipertanyakan, ia tidak pernah mendidik karakternya untuk menjadi orang yang bermental kaya.
2. Bersedekah
Bersedekah atau membagikan setiap harta atau kepunyaan yang kita miliki adalah salah satu cara kita membangun mental kaya. Logikanya sederhana semakin banyak kita memberi maka akan semakin banyak pintu rezeki yang terbuka. Sebab orang yang kita tolong, suatu saat ia akan balik membalas kebaikan yang kita berikan.
Salah satu prinsip hukum alam adalah “Setiap aksi mengundang reaksi”. Dengan semakin banyak menolong orang dengan jalan sedekah akan semakin banyak maka potensi akan banyaknya empati atau minimal orang mendoakan juga semakin banyak. Oleh sebab itu, dalam seminar-seminar kewirausahaan kita akan menemukan bahwa salah satu cara mendidik karakter kita menjadi seseorang yang kaya adalah dengan banyak memberi.
3. Berikhtiar; Doa dan Tindakan
Ungkapan “dream, pray, and action” atau kesatuan antara mimpi, doa, dan usaha adalah sekian di antara cara bagaimana merangsang sugesti untuk membangun mentalitas sukses. Ketiga hal tersebut harus menjadi internalisasi karakter, dalam artian bahwa kekuatan impian, doa, dan usaha harus sejalan agar supaya kekayaan tidak sekadar angan-angan belaka. Mimpi tidaklah cukup. Mimpi dengan doa juga belum cukup. Ia harus dilengkapi dengan tindakan nyata. Oleh sebab itu, antara kekuatan mimpi, doa, dan tindakan harus sejalan. []
Sumber: segiempat.com