PADA tahun kesembilan Hijriyah, Raja Romawi yang berambisi untuk menguasai jazirah Arab menyiapkan pasukan besar untuk menghadapi kaum muslimin.
Berita ini pun sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau segera memerintahkan kaum muslimin agar melakukan persiapan. Ketika itu cuaca sangat panas dan tanah pun gersang hingga sulit untuk ditanami. Pasukan kaum muslimin membutuhkan dana guna persiapan perlengkapan perang. Rasulullah lantas membuka peluang bagi siapa saja yang yang ingin berinfak untuk kebutuhan pasukan.
BACA JUGA: Keyakinan Kaum Muslimin di Perang Yarmuk
Mendengar hal ini, Utsman tanpa ragu berinfak untuk memenuhi kebutuhan kaum muslimin. Ia langsung berinfak 1.000 dinar (sebanding dengan 4.250 gram emas), Rasulullah pun menerima infak Utsman untuk kaum muslimin seraya berkata, “Tidak memudharatkan Utsman apa yang dilakukannya setelah hari ini.” Beliau mengatakannya dua kali.
Riwayat lainnya menyebutkan bahwa Utsman menginfakkan 10.000 dinar dan menyiapkan 640 unta untuk pasukan, kemudian ia juga menambahkan 60 ekor kuda.
BACA JUGA: Penyebab Kekalahan Umat Muslim di Perang Uhud
Pasukan kaum Muslimin yang telah memiliki persiapan dan perlengkapan lantas berangkat, hingga tiba pada satu daerah yang bernama Tabuk, pertengahan jalan antara Madinah dan Damaskus. Kabar itu pun sampai kepada Heraklius, Raja Romawi. Ia mengurungkan niatnya untuk menyerang kaum muslimin. Allah telah mematikan hasratnya ketika mendengar keberangkatan Rasulullah dan para sahabat. Pasukan kaum muslimin pun akhirnya kembali ke Madinah dengan membawa perlengkapan yang telah disiapkan oleh Utsman dalam keadaan utuh. Lalu apakah Utsman meminta perlengkapan itu dikembalikan? Tentu tidak, walau sepeser pun. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Utsman bin Affan. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.