PADA masa kekhalifahan Abu Bakar, Madinah sempat ditimpa kemarau panjang dan kesulitan pangan. Abu Bakar senantiasa mengingatkan rakyat agar bersabar.
Tidak lama, kafilah Utsman datang dari negeri Syam membawa kebutuhan pangan yang berlimpah. Kafilah tersebut terdiri dari 100 ekor tunggangan yang masing-masing membawa kebutuhan pangan. Melihat kesempatan ini, para pedagang Madinah berkumpul mengetuk pintu rumah Utsman.
Utsman pun keluar menemui mereka lalu berkata, “Apa yang kalian inginkan?”
Mereka menjawab, “Saat ini musim kemarau, langit tidak menurunkan hujan, bumi pun tidak menumbuhkan tanaman dan orang-orang sedang sangat kesusahan. Kami dengar engkau punya makanan, juallah pada kami agar kami dapat melapangkan para fakir miskin.
BACA JUGA: Akhlak Utsman bin Affan di Mata Rasulullah
Utsman pun menyambut mereka dengan sangat baik lalu menyuruh mereka masuk rumah. Utsman memulai penawaran, “Berapa kalian akan memberiku keuntungan dari harga yang kubeli dari Syam?”
Mereka pun menjawab, “Untuk sepuluh kami beli dua belas.”
Utsman lalu berkata, “Sudah ada yang menawar dengan harga lebih.”
Mereka melanjutkan, “Untuk sepuluh , kami beli lima belas.”
Utsman menjawab, “Sudah ada yang menawar lebih.”
Mereka kemudian berkata, “Wahai Abu ‘Amr, tidak ada pedagang lain di Madinah selain kami. Siapa yang menawar lebih dari kami?”
BACA JUGA: Harta Negara yang Melimpah di Masa Khalifah Utsman
Utsman berkata, “Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala telah menawar lebih, tiap satu dirham dikali sepuluh kali lipat. Apakah ada di antara kalian yang menawar lebih dari itu?”
Mereka lantas menjawab, “Ya Allah, tidak.”
Utsman pun berkata, “Aku menjadikan Allah sebagai saksi. Aku berikan seluruh makanan ini untuk fakir miskin kaum muslimin.” []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Utsman bin Affan. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.