PADA mulanya ia sangat cantik, menarik, dan menyilaukan mata. Mungkin pula menjadi sebuah kebanggaan, tampil keren, dan tanda kehormatan. Tak masalah merogoh saku sangat dalam, putar otak, dan peras keringat untuk membelinya. Memakainya adalah sesuatu.
Pada mulanya ia sangat menawan, ciamik, dan sedap dipandang mata. Dirawat sedemikian rupa, dicuci agar bersih, disemir agar rapi, dan dioles parfum agar wangi. Memakainya adalah kesenangan, kesukaan, dan kebanggaan.
BACA JUGA: Awalnya Membenci, Umar Akhirnya Jatuh Hati pada Islam
Tapi hari ini ia teronggok tak beradaya, lapuk ditelan masa, bolong dan tak lagi berguna. Jangankan memakainya, melihatnya pun tak selera. Banyak yang baru, yang berkualitas, dan tak kalah indah nan menawan.
Demikian pula hidup kita. Boleh jadi sesuatu yang hari ini kita banggakan, perjuangkan siang dan malam, rela melakukan apa saja demi mendapatkannya, bahkan sikut kiri kanan untuk memilikinya. Ternyata esok atau lusa menjadi sesuatu yang tidak berharga, tidak banyak manfaatnya dalam kehidupan kita.
BACA JUGA: Umur Dunia hanya Tiga Hari
Demikianlah dunia…
Sejatinya ia adalah fasilitas, sarana, dan jalan menuju keabadian. Kian hari kian dekat saatnya perpisahan. Pada akhirnya dunia akan lapuk dan kita meninggalkannya dengan suka atau terpaksa. Ya Allah, ampuni diri ini… []