NEGARA mana yang musiknya paling maju saat ini? Amerika Serikat? Inggris? Sungguh mengagumkan mengingat cukup banyak ilmu musik yang dilahirkan seniman-cendekiawan Islam, yang mestinya, itu membuat musik jauh lebih maju dan berkembang di dunia Islam.
Perjalanan ilmu musik di masyarakat Islam sendiri tidak terlepas dari peran Dinasti Umayyah II (atau yang biasa disebut kekhalifahan Andalusia) dan Abbasiyah. Pada masa itu, musik dianggap cabang dari matematika, karena dalam musik seseorang harus mempelajari, not, ketukan, ritme lagu, yang semuanya berhubungan dengan matematika. Karena itu tidak heran, kalau di masa lalu para ilmuwan biasanya juga pandai bermain musik dan menulis teori musik.
Al Razi, ilmuwan yang juga dikenal sebagai salah satu dokter terbesar dalam dunia Islam pandai menggubah musik. Ibnu Sina yang seorang dokter hebat, juga menulis teori tentang musik. Al Kindi yang dikenal sebagai filsuf besar dunia Islam menjadi satu-satunya orang Arab yang menulis buku tentang teori notasi musik. Dan, Al Farabi yang juga seorang filsuf adalah pemain musik yang hebat dan menulis tiga buku tentang musik. Bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan dipelajari di berbagai sekolah musik Eropa. Teori-teori musik Al Farabi memberi pengaruh besar pada perkembangan musik Eropa sampai hari ini. Selain itu, rata-rata para ahli fisika Islam biasanya juga seorang ahli musik.
BACA JUGA: Ketika Musik Menggema di Andalusia
Para khalifah biasanya menikmati pertunjukan musik bersama puisi. Khalifah Al Walid I, Yazid II dan Al Walid II memiliki dua musisi favorit yang kerap diundang ke istana. Musisi ini adalah Ibn Muhriz, seorang pemain perkusi, dan Ma’bad, seorang penyanyi. Para musisi ini biasanya tampil dengan mi’zafah, sebuah alat musik petik, mizmar atau suling rumput, drum, kastanet dan terompet besar. Penyelenggaraan festival musik tahunan dimulai pada masa Khalifah Yazid. Sejak itu, perkembangan seni musik meningkat dengan pesat.
Pada masa Dinasti Umayyah, musisi yang dianggap terbesar dari semuanya adalah Said ibn Misjah (hidup pada tahun 634-726 M). Said berkelana ke Suriah dan Persia untuk mengumpulkan dan menerjemahkan lagu-lagu Bizantium dan Persia ke dalam bahasa Arab. Ia juga musisi pertama yang menyusun teori dan praktek musik Arab.
BACA JUGA: Dengarkan Musik Klasik bisa Bikin Pintar, Masa Iya? Ini Faktanya
Pada masa Dinasti Abbasiyah, buku-buku tentang musik termasuk buku yang banyak diterjemahkan. Beberapa di antaranya adalah karya Euclid dari Yunani yang berjudul Kitab al Nagham (Buku Melodi), karya Aristoxenus berjudul Kitab al Iqa (Irama), dan karya Nicomachus berjudul Kitab al Musiqi al Kabir (Opus Mayor dalam Musik). Karya-karya itu menjadi buku pokok siswa sekolah musik yang didirikan kekhalifahan di Baghdad. Salah satu murid sekolah musik ini adalah Ziryab yang mengembangkan seni musik di Eropa. Ia kemudian mendirikan konservatori (pusat pengembangan musik) di Kordoba. Setelahnya berdiri konservatori lain di Sevilla, Toledo, Valencia dan Granada.
Bersambung. []
Maya Lestari Gf
Aktivis Literasi, Parenting, dan Homeschooling
Penulis buku dan instruktur menulis
Ig @mayalestarigf | mayalestarigf.com | MerahCeri.blogspot.com