8. SANG wanitalah yang butuh pada Yusuf. Wanita tersebut tak hanya mengeluarkan kata rayuan dan godaan saja tetapi juga mengungkapkan bahwa dirinya telah siap melayani Yusuf.
9. Zulaikhalah yang mulai menggoda Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Dan ini jarang terjadi di mana perempuan yang menggoda lebih dulu.
BACA JUGA: Jadi Muslim, Yusuf Islam Tinggalkan Atribut Pop Star (3 – Habis)
Lihatlah yang dilakukan oleh Zulaikha,
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)
10. Pintu-pintu kamar Zulaikha telah ditutup rapat. Akhirnya mereka tinggal berdua, berkhalwat. Seorang pun tidak bisa masuk karena pintu-pintu telah terkunci.
11. Nabi Yusuf telah lama tinggal di rumah Zulaikha sehingga tatkala beliau bersama Zulaikha tidak akan ada seorang pun yang merasa curiga atas keberadaan Yusuf bersama sang wanita tersebut karena memang Yusuf telah dikenal dan dianggap sebagai anggota keluarga di istana tersebut.
12. Nabi Yusuf ‘alaihis salam adalah seorang Nabi yang sangat tampan. Seorang lelaki yang tampan akan memliki kecenderungan untuk lebih percaya diri ketika hendak melayani rayuan seorang wanita.
13. Syahwat keduanya baik Yusuf maupun Zulaikha sama-sama sudah mulai bangkit. Bagaimana pun juga, Nabi Yusuf adalah seorang manusia yang juga dikaruniai oleh Allah syahwat kepada wanita. Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24)
Maksud ayat, Nabi Yusuf sudah punya keinginan untuk berjima’, begitu pula Zulaikha. Kalau tidak dengan pertolongan Allah yang mencegahnya, pastilah terjadi perzinaan tersebut.
Para ulama seperti Al-Hasan Al-Bashri, Sa’id bin Jubair, Adh-Dhahak, As-Sudi, dan umumnya pakar tafsir terdahulu berpendapat seperti itu. Demikian disebutkan dalam Zaad Al-Masiir, 4: 203.
14. Sang wanita mengancam Yusuf dengan penjara apabila Yusuf tidak mau melayani kehendak wanita.
Mengenai Kisah Yusuf yang Digoda Zulaikha
Allah Ta’ala berfirman,)
“Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?”
Yusuf berkata: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: “Jika baju gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.”
Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.” (Hai) Yusuf: “Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.”
Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.” Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): “Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka.”
Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.” Wanita itu berkata: “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.” (QS. Yusuf: 22-32)
Pelajaran Penting yang dapat diambil dari kisah di atas adalah,
1. Cobaan yang dialami Nabi Yusuf dalam kisah ini lebih berat daripada cobaan yang diberikan saudara-saudaranya pada dirinya. Cobaan yang diberikan oleh saudaranya adalah cobaan tanpa ada pilihan dari Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Solusinya cumalah bersabar. Sedangkan cobaan yang ia alami dengan Zulaikha yang mengajaknya berzina adalah cobaan yang ada beberapa faktor pendorong, yang ia pun atas pilihannya bisa menerjang larangan tersebut. Yang bisa menyelamatkan Nabi Yusuf adalah iman, takwa dan keikhlasan beliau.
2. Hanya dengan pertolongan Allah SWT kita bisa selamat dari maksiat.
Ingatlah kalimat, “Tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah.”
BACA JUGA: Nabi dan Khadijah, Kisah Cinta Paling Indah di Muka Bumi
Ibnu Mas’ud ra berkata,
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 25)
3. Godaan wanita itu sangat dahsyat.
4. Kalau kita yang berada di posisi Nabi Yusuf, tentu kita sendiri tidak kuat untuk menghadapi godaan tersebut. Ingat, semuanya hanya dengan pertolongan Allah SWT. []
SUMBER: RUMAYSHO