“WAHAI Fathimah, adakah makanan yang bisa kusantap hari ini?” tanya Ali kepada fatimah
Fathimah berkata, “Tidak ada, pagi ini tidak ada makanan untukmu, begitu juga untukku dan kedua anak kita!!”
“Tidakkah engkau menyuruhku untuk untuk mencari makanan?” Tanya Ali.
“Aku malu kepada Allah untuk meminta kepadamu yang engkau tidak memilikinya!!”
BACA JUGA: Pentingnya Memiliki Istri Shalihah
Kemudian Ali keluar rumah, ia yakin dan khusnudzon kepada Allah SWT dan meminjam uang satu dinar untuk membeli makanan bagi keluarganya. Tetapi belum sempat membelanjakan uang satu dinar itu, ia melihat sahabat Nabi SAW lainnya, yaitu Miqdad al Aswad, sedang berjalan sendirian di padang pasir yang panas. Ali menghampirinya dan berkata, “Wahai Miqdad, apa yang menggelisahkanmu??”
Miqdad berkata, “Wahai Abul Hasan, janganlah menggangguku, janganlah menanyakan kepadaku sesuatu peristiwa yang menimpa kepadaku!”
Ali berkata lagi, “Wahai Miqdad, tidak seharusnya engkau menyembunyikan keadaanmu dari aku!”
“Baiklah kalau engkau memang memaksa, demi Dzat yang memuliakan Muhammad dengan kenabian, tidak ada yang menggelisahkan aku dalam perjalanan ini, kecuali karena aku meninggalkan keluargaku dalam keadaan kelaparan. Ketika aku mendengar tangisan mereka, bumi serasa tidak mampu memikulku, aku pergi dengan sangat malu.”
Miqdad enggan menceritakan keadaannya karena ia sangat mengenal Ali. Keadaan Ali tidaklah lebih baik daripada dirinya, apalagi ia seorang yang sangat perasa dan pemurah. Dan hasil dari ceritanya itu langsung tampak. Ali mengucurkan air mata hingga membasahi jenggotnya. Dengan terbata ia berkata, “Aku bersumpah dengan Dzat yang engkau bersumpah dengan-Nya, tidaklah menggelisahkanku kecuali seperti yang menggelisahkan engkau juga, untuk itu aku telah meminjam uang satu dinar, ini untukmu saja, ambillah! Aku dahulukan engkau daripada diriku sendiri!!”
Miqdad menerima uang itu dengan gembira, dan Ali berlalu pergi ke Masjid untuk shalat zhuhur karena waktunya hampir menjelang. Ia tetap tinggal di masjid hingga shalat ashar dan maghrib. Usai shalat mangrib, tiba-tiba Nabi SAW menghampirinya dan berkata, “Wahai Abu Hasan, apakah kamu punya makanan untuk kita makan malam?”
Ali tersentak kaget mendengar pertanyaan beliau, ia tidak bisa berkata apa-apa karena malu kepada Nabi SAW. Karena itu Al lebih memilih diam saja.
Nabi SAW bersabda lagi, “Jika kamu berkata tidak maka aku akan pergi. Jika engkau berkata ya maka aku akan pergi bersamamu!”
“Baiklah, ya Rasulullah, marilah ke rumah saya!”
Mereka berjalan beriringan ke rumah Ali, dan Fathimah langsung menyambut ketika mengetahui kedatangan ayahnya, dan mengucap salam. Beliau menjawab salam putri tercintanya itu sambil mengusap kepalanya, kemudian bersabda, “Bagaimana engkau malam ini? Sudah siapkah makan malam untuk kita? Semoga Allah mengampunimu.”
Fathimah mengambil mangkuk besar berisi makanan, yang beberapa waktu sebelumnya tiba-tiba saja telah berada di rumahnya tanpa tahu siapa yang membawakannya. Ali mencium aroma makanan yang sangat lezat, yang belum pernah rasanya ia menemukan makanan seperti itu. Ia memandang tajam kepada istrinya, sebuah pertanyaan keras dan kemarahan bercampur dalam pandangannya itu. Fathimah berkata, “Subhanallah, alangkah tajamnya pandanganmu. Apakah aku telah berbuat kesalahan sehingga engkau tampak begitu murka?”
BACA JUGA: Kesaksian Abu Thalib yang Membuat Nabi Bersedih
Ali berkata, “Apakah ada dosa yang lebih besar daripada yang engkau perbuat hari ini? Tadi aku menjumpaimu dan engkau bersumpah tidak memiliki makanan apapun, bahkan sudah dua hari lamanya!!”
Fathimah menengadah ke langit sambil berkata, “Tuhanku Maha Tahu, bahwa aku tidaklah berkata kecuali kebenaran semata!!”
Nabi SAW tersenyum melihat pertengkaran kecil tersebut. Sambil meletakkan tangan di pundak Ali dan mengguncang-guncangkannya, beliau bersabda, “Wahai Ali, inilah pahala dinarmu, inilah balasan dinarmu. Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya!!”
Sesaat kemudian Nabi SAW menangis penuh haru, dan bersabda, “Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah mengeluarkan kalian berdua di dunia ini, yang telah memperjalankan engkau, wahai Ali di jalan Nabi Zakaria, dan memperjalankan engkau, wahai Fathimah di jalan Maryam!” []
Sumber: Sumber: Kisah Sahabat Nabi/ Az-Zikr Studio/ 2016