NABI Musa ‘alaihis salam adalah nabi paling mulia di kalangan Bani Israil. Beliau bergelar kalimullah – orang yang diajak bicara langsung oleh Allah di dunia –. Dan beliau termasuk salah satu nabi ulul azmi. Dalam al-Quran, perjalanan beliau paling banyak disebutkan oleh Allah, setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagian yang menghitung, nama beliau disebutkan sebanyak 136 kali dalam al-Quran.
Kisah Musa Allah sebutkan secara terperinci ada di 4 surat: al-Baqarah, al-A’raf, Thaha, dan al-Qashas. Umat beliau, Bani Israil, adalah umat yang paling afdhal di zamannya. Allah berfirman,
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ
Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS. al-Baqarah: 47)
Dan perlu dipahami, umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih baik dari mereka. Karena Allah sebut umat Muhammad sebagai khoiru ummah. Allah berfirman,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia.” (QS. Ali Imran: 110).
Agar Direnungkan
Ketika kisah Musa banyak disebutkan dalam al-Quran, menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar kita banyak merenungkan perjalanan hidupnya. Mengambil pelajaran tentang bagaimana ujian berat yang dialami Musa. Dari mulai menghadapi Firaun, hingga menghadapi Bani Israil yang keras kepala.
Allah sebut Musa dalam al-Quran, sebagai Nabi yang mendapatkan banyak ujian,
وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا
“Aku akan mengujimu dengan berbagai macam ujian.” (QS. Thaha: 40)
Ujian yang dialami Musa adalah ujian menjalani hidup di tengah masyarakat. Bukan ujian kemiskinan, ujian sakit, atau musibah bencana alam. Yang ujian ini, sangat mirip dengan apa yang akan dialami Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin yang menjadi umatnya.
Said bin Jubair pernah bertanya kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, apa yang dimaksud futun (banyak ujian).
Lalu Ibnu Abbas membaca ayat-ayat yang menceritakan Musa dari awal. Beliau sebutkan kisah Firaun, upaya pembantaian yang dia lakukan terhadap bayi lelaki, kemudian kisah Musa dilempar di sungai dan ditemu oleh keluarga Firaun. Kemudian kisah Musa menarik jenggotnya firaun, hingga Musa diberi pilihan antara kurma dan bara. Termasuk kisah dia membunuh orang mesir, lalu dia lari ke Madyan dan menikah dengan salah satu putri orang tua di Madyan. Kemudian Musa kembali ke Mesir, dan beliau salah jalan di kegelapan malam, hingga beliau melihat api dan mendapat wahyu dari Allah.
Kata Ibnu Zubair,
وكان عند تمام كل واحدة منها يقول هذا من الفتون يا ابن جبير
Setelah Ibnu Abbas menyebutkan semuanya, dia mengatakan, “Inilah fitnah-fitnah itu wahai Ibnu Jubair.” (Tafsir Ibn Katsir, 5/285).
Allahu a’lam. []
Referensi: Konsultasisyariah.com