NABI Musa as. diberikan mukjizat dan kedudukan yang tinggi oleh Allah SWT. Nabi yang mampu membelah laut merah dengan tongkatnya ini merupakan musuh besar Fir’aun, raja Mesir yang terkenal sangat kuat, bahkan mengaku sebagai Tuhan. Untuk itu Allah SWT memberikan karunia kepada Nabi Musa kekuatan fisik yang sangat kuat.
BACA JUGA: Mengapa Kisah Nabi Musa Paling Banyak dalam Al-Quran?
Dalam sebuah riwayat pernah dikisahkan pada suatu ketika, Nabi Musa AS berjalan-jalan di kota Memphis atau ‘Ain Syams pada saat penduduk kota sedang istirahat, sehingga jalan-jalan sepi. Tiba-tiba Nabi Musa as menyaksikan dua orang laki-laki yang sedang berkelahi. Yang satu disebutkan oleh Al-Qur’an dari golongannya yaitu Bani Israil dan yang seorang lagi dari kaum Fir’aun yaitu bangsa Mesir. Laki-laki Bani Israil itu meminta pertolongan Musa. Tanpa pikir panjang Nabi Musa meninju pemuda Mesir dan mati, hanya dengan sekali tinju. Kisah ini diabadikan dalam Alquran:
“Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).“ (QS. Al Qashash: 15)
Peristiwa pembunuhan orang Mesir tersebut oleh Nabi Musa AS rupanya telah sampai ke telinga Fir’aun dan membuat Fir’aun marah. Fir’aun kemudian memburu Nabi Musa AS. Seseorang dari Bani Israil memberi tahu Nabi Musa AS tentang Fir’aun yang mengejar dia, Nabi Musa kemudian menghindari Fir’aun dengan berlari dari Mesir (Memphis) ke Negeri Madyan.
BACA JUGA; Nabi Musa Membelah Laut Merah
Nabi Musa berjalan berhari-hari dengan jarak ribuan kilometer dalam kondisi yang takut namun tetap sampai dengan selamat di Madyan. Dalam Alquran dikisahkan:
“(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir´aun): “Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?“ Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa.” (QS. Thaha: 40)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Musa berjalan meninggalkan Negeri Mesir di malam hari menuju ke Negeri Madyan, sedangkan ia tidak membawa bekal makanan, kecuali hanya sayuran dan dedaunan pohon. Dia berangkat tanpa alas kaki. Ketika sampai di negeri Madyan, kedua telapak kakinya melepuh. Atas kehendak Allah SWT Nabi Musa bisa sampai ke Madyan meski dengan kondisi yang sangat lapar. []
SUMBER: PUNAKAWAN