Oleh: Dian Salindri
Tim Komunitas Muslimah Menulis
emakpeduligenerasi@gmail.com
HIDUP ini tercipta saling berpasangan, pria-wanita, miskin-kaya, sakit-sehat dan masih banyak lagi. Begitu pula dengan perjumpaan yang disandingkan dengan perpisahan. Kepergian seseorang yang kita cintai-pun diawali dengan perjumpaan. Perjumpaan yang paling membahagiakan yang juga merupakan salah satu nikmat dari Allah SWT adalah berjumpa dengan orang-orang yang saling menguatkan dalam Akidah. Perjumpaan tersebut bisa menghasilkan ikatan yang tidak hanya di dunia namun juga ikatan yang akan sampai di akhirat.
Sebuah perjumpaan adalah takdir dari Allah, namun berkumpul dengan orang-orang tersebut adalah pilihan kita sebagai manusia. Tatkala dipertemukan dengan orang-orang yang salih, apakah kita mau mengambil kesempatan tersebut untuk berkumpul dan menjalin ikatan dengan mereka.
Hakikatnya, dalam perjumpaan ini ada orang-orang yang dipertemukan di dunia namun tidak dipertemukan di akhirat. Golongan ini hanya memiliki ikatan di dunia, yang berjumpa dan berkumpul atas dasar kekufuran kepada Allah. Mereka menganggap dunia adalah tempat meraup kebahagian seluas-luasnya. Mereka yang berkumpul di dunia namun tidak saling mengingatkan dalam kebenaran, mereka tidak saling mendoakan dalam kebaikan. Hubungan seperti ini adalah hubungan yang tidak didasari dengan kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Mereka pun akan saling bermusuhan di akhirat kelak dan saling menyalahkan, entah itu orang tua dengan anaknya, suami dengan istrinya maupun guru dan muridnya.
BACA JUGA: Menyikapi Sebuah Perpisahan
Tentunya sebagai umat yang beriman kita tidak menginginkan perjumpaan yang semacam itu. Kita pasti berharap Allah akan terus mempertemukan kita dengan orang-orang yang akan membawa kita dalam kebaikan. Karena, kita sebagai manusia yang lemah tentunya ingin berkumpul dengan orang-orang yang saling mengingatkan dalam kesabaran dan kebenaran, agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Lalu bagaimanakah perjumpaan yang hakiki? Yakni, perjumpaan dan berkumpulnya seseorang atas dasar kecintaannya kepada Sang Khaliq. Mereka saling mengingatkan dalam kebenaran, menguatkan genggaman tangan untuk memantapkan akidah dan saling membantu dalam menegakan syariat Islam.
Mereka akan saling merangkai doa tanpa saling meminta, merekalah yang berkumpul agar menjadi salah satu golongan yang diberi naungan oleh Allah, hari di mana tidak ada naungan selain naungan-Nya. Seperti dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya kelak di hari kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena Keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naungan-Ku disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku” (HR. Muslim).
Begitulah sebaik-baiknya pertemuan yang membuat kita berkumpul dengan orang-orang yang saling mencinta karena Allah. Berkumpul di dunia dan berharap berkumpul juga di syurga milik Allah. Adapun golongan orang-orang yang tidak saling bertemu di dunia namun berkumpul di akhirat kelak. Golongan tersebut adalah orang-orang beriman yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mencintai Rasul dan mencintai para shidiqin terdahulu.
Mereka menjadikannya sebagai teladan dalam hidup, mereka mengukir kisah kesalihan orang-orang terdahulu di hati mereka. Dengan begini mereka yang tak pernah berjumpa di dunia dengan Nabi dan Rasul, dengan para Syuhada dan para orang sholih terdahulu bisa dipertemukan di syurga kelak. Seperti dalam firman Allah SWT yang artinya, “Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, para syuhada dan orang-orang salih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (TQS. An-Nisa: ayat 69)
BACA JUGA: Tidak Ada Pahala Baginya
Lalu bagaimana dengan perpisahan? Jikalau ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Jika kita hanya terpisahkan oleh jarak dan waktu, namun hati kita masih dalam satu ikatan yang sama, yaitu ikatan ketaatan kepada Allah, maka kita boleh berharap akan dipertemukan kelak di akhirat dengan keadaan saling memberi syafaat. Namun jika di dalam hati ini tidak ada ikatan ketaatan kepada Allah SWT, maka kita akan terpisah jarak antara surga dan neraka, karena sesungguhnya itu adalah perpisahan yang paling buruk dan menyedihkan.
Maka, semasa kita hidup, jadikanlah sebuah pertemuan yang telah ditakdirkan oleh Allah menjadi sebuah perkumpulan yang didasari karena kecintaan terhadap Sang Pencipta. Saling berharap dan mendoakan agar dipertemukan lagi di akhirat dan dimasukan ke dalam suurga bersama-sama meski tatkala di dunia terpisah jarak dan waktu. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word