PALESTINA–Hamas mengungkapkan bahwa pemerintah Arab Saudi telah menahan kadernya, Dr. Muhammad Khuduri (81) sejak lima bulan yang lalu. Dia adalah salah satu komandan Hamas dan sudah tinggal di kota Jeddah sejak 30 tahun yang lalu. Dengan ini Hamas meminta pemerintah Saudi untuk segera membebaskanya juga sejumlah warga Palestina lainya yang masih dikurung pemerintahan tersebut.
Hamas menambahkan bahwa al-Khodari telah bertugas mengelola hubungan dengan Arab Saudi selama dua dekade. Ia memegang posisi sebagai pimpinan senior dalam gerakan tersebut.
BACA JUGA: Dituding Sebagai Gerakan Teroris Internasional, Ini Kata Hamas ke Presiden Paraguay
Hamas menunjukkan, dengan usianya yang telah mencapai 81 tahun serta kondisi kesehatannya yang menurun, seperti menderita berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan serta status keilmiahanya sebagai salah satu konsultan terkemuka di bidang telinga, hidung dan tenggorokan, ia wajib dibebaskan. Di samping, perjuangannya serta layanannya yang luar biasa kepada rakyat Palestina dan tujuan nasional mereka, di dalam dan di luar Palestina, maka tak ada alasan untuk menahannya.
Dalam sebuah pernyataannya Hamas menyebutkan, bukan saja dia ditangkap, tetapi putra sulungnya (Dr. Hani) juga ditangkap, tanpa pembenaran, sebagai bagian dari kampanye melawan banyak orang Palestina yang tinggal di Arab Saudi.
Dia menekankan, selama lima bulan terakhir Hamas bersikap diam untuk memberikan ruang bagi upaya diplomatik dan para mediator, tetapi sejauh ini belum membuahkan hasil, menurut gerakan tersebut.
Hamas mengatakan, dengan ini maka gerakan berkewajiban mengumumkan masalah ini dan menyerukan pemerintah Saudi untuk segera membebaskan al-Khodari bersama putranya serta seluruh tahanan Palestina.
Sementara itu, Lembaga Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania pada Jumat (6/9/2019) pekan kemarin telah meminta pihak berwenang Saudi untuk segera mengungkapkan nasib lusinan warga Palestina yang menjadi sasaran penculikan paksa, agar segera membebaskan mereka, kecuali mereka didakwa melakukan kesalahan.
BACA JUGA: Hamas: Israel Sengaja Serang Wartawan untuk Hilangkan Fakta
Lembaga Euro-Mediterania yang berbasis di Jenewa mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan angka pasti untuk jumlah tahanan Palestina, tetapi mereka menerima nama sekitar 60 orang. Sementara komunitas Palestina di Arab Saudi memerkirakan, jumlahnya jauh lebih banyak dari itu.
Dia menjelaskan, pihaknya mendokumentasikan kesaksian 11 keluarga Palestina yang anak-anaknya ditangkap atau dihilangkan secara paksa dalam beberapa bulan terakhir, saat mereka tinggal atau berkunjung ke Arab Saudi, termasuk pelajar, penduduk, akademisi dan pengusaha.
Dia menunjukkan, otoritas Saudi mengisolasi mereka dari dunia luar tanpa dakwaan khusus atau diajukan ke otoritas yang kompeten (Penuntutan Publik). Pada saat yang sama mereka juga tidak diizinkan untuk menghubungi kerabat mereka atau berkomunikasi dengan pengacara. []
SUMBER: PALINFO