KETIKA tekanan dan siksaan kaum kafir Quraisy semakin memuncak, kaum muslimin diizinkan untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Abu Bakar pun pergi meninggalkan kota Mekah. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Ibnu Daghinah.
Ibnu Daghinah bertanya, “Hendak kemana engkau Abu Bakar?”
BACA JUGA: Perjuangan Abu Bakar setelah Memeluk Islam
Abu Bakar menjawab, “Kaumku mengusirku. Aku ingin pergi ke tempat dimana aku dapat beribadah kepada Rabb-ku dengan tenang.”
Ibnu Daghinah berkata, “Orang sepertimu tidaklah pantas pergi (dari negerinya) atau di usir. Engkau adalah orang yang senantiasa menolong orang yang tidak punya, menyambung silaturahim, meringankan beban orang yang sedang kesulitan, memuliakan tamu dan membantu orang yang terkena musibah. Kembali dan beribadahlah di negerimu, aku yang akan menjamin keamananmu.”
BACA JUGA: Buku Catatan Abu Bakar tentang Sikap, Perbuatan, dan Ucapan Rasulullah
Lalu Abu Bakar kembali ke Mekah bersama Ibnu Daghinah. Ia mendatangi para pembesar Quraisy dan mengatakan bahwasanya tidaklah pantas Abu Bakar diusir dari negerinya karena kebaikan-kebaikannya. Kaum kafir Quraisy pun menerima jaminan Ibnu Daghinah dengan syarat bahwa Abu Bakar beribadah dalam rumahnya dan tidak mengeraskan suara dalam shalatnya. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar ash-Shiddiq. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.