ITALIA–Sebuah perahu karet yang mengangkut Imigran dari Sabratha, Libya, tenggelam di Laut Mediterania, Rabu (29/3/2017). Satu-satunya yang selamat adalah anak berusia 16 tahun dari Gambia. Kepada Organisasi Migrasi Internasional (IOM), ia mengatakan bahwa penumpang lainnya tenggelam.
Anak itu ditemukan oleh crew kapal kemanusiaan Iuventa pada Selasa (28/3/2017). Saat itu ia sedang menggantung di tangki bahan bakar, dan crew kapal itu langsung sigap menyelamatkannya.
Kemudian anak itu dibawa ke penjaga pantai Italia (Italia Coast Guard). Dan pada Rabu pagi, ia dibawa ke pulau Lampedusa, Sisilia menggunakan kapal Spanyol.
Juru bicara IOM Flavio Di Giacomo menuturkan, walaupun anak itu mengatakan bahwa orang-orang yang bersamanya meninggal dalam kejadian itu. Tetapi, penjaga pantai Italia berharap ada kapal lain yang menolongnya.
“Status imigran lainnya harus jelas, jadi kami akan terus memastikan apakah mereka selamat atau tidak,” ungkapnya.
Berdasarkan penjelasan anak dari Gambia itu, dalam perahu karet hanya ada lima anak-anak dan beberapa wanita yang sedang hamil.
IOM memperkirakan pada tahun lalu, kasus tenggelamnya kapal imigran di laut Italia telah merenggut 4.600 nyawa. Dan dibandingkan tahun 2016, kedatangan imigran ke Italia saat ini meningkat lebih dari 50 persen.
Dalam tiga hari terakhir, penjaga pantai Italia sudah menyelamatkan lebih dari 1.100 Imigran di kawasan lautnya dan 600 Imigran lainnya meninggal saat kapalnya tenggelam.
“Sejauh tahun ini hampir 600 migran telah meninggal saat berusaha mencapai Italia dari Afrika Utara,” kata Flavio.
Sementara itu, baru-baru ini kapal kemanusiaan, Golfo Azzurro pada Rabu (29/3/2017) pagi menyelamatkan sekitar 400 migran dari Maroko, Aljazair, Libya, Gambia dan Bangladesh – termasuk 16 perempuan dan dua anak-anak.
Mereka ditemukan hanyut di perahu kayu tanpa listrik sejauh 16 kilometer (10 mil) di lepas pantai Sabratha yang merupakan titik keberangkatan paling sering digunakan oleh penyelundup manusia di Libya, dan sekarang akan diangkut ke Sisilia. []
Sumber: Reuters