SETIAP mahkluk yang diciptakan Allah SWT pasti sudah dijamin rezekinya. Perbedaannya mungkin dari kadar dan bentuk rezeki itu sendiri. Allah juga Maha Berkehendak untuk menjadikan siapa saja mendapatkan rezeki berlebih dibandingkan yang lainnya. Jika kita melihat ada orang-orang non Muslim kaya raya jangan iri. Termasuk kepada orang-orang yang rajin maksiat tapi Allah SWT lebihkan harta mereka.
Bisa jadi harta melimpah yang didapatkan orang-orang rajin maksiat dan suka berbuat zalim tersebut adalah ‘Istidraj‘ dari Allah SWT. Satu prinsip yang perlu ditanamkan dalam hati adalah “Allah Maha Adil. Tidak ada manusia yang sempurna dan semua manusia pasti diuji.” Jadi jangan pernah berpikir orang-orang getol maksiat tapi banyak harta itu hidupnya bahagia dan sempurna. Bisa jadi hari ini mereka hidup bersenang-senang. Tapi mereka akan ‘menangis darah’ di kemudian hari. Inilah Istidraj atau azab yang ditunda.
BACA JUGA: Istidraj; Nikmat Padahal Azab
Secara bahasa Istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara istidraj dari Allah SWT kepada hamba dipahami sebagai ‘hukuman’ yang diberikan sedikit demi sedikit dan tidak diberikan langsung.
Allah SWT biarkan orang ini dan tidak disegerakan azabnya. Allah berfirman “Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44).
Nabi SAW bersabda, “Apabila engkau melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.” Kemudian Nabi SAW membaca firman Allah yang artinya, “Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga bila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44), (HR. Ahmad, no. 17349).
BACA JUGA: Hati-Hati dengan Istidraj
Sederhananya, jika melihat orang yang secara agama ibadahnya buruk, sementara maksiat kepada Allah dan manusia jalan terus, lalu rezekinya Allah berikan melimpah, kesenangan hidup begitu mudah ia dapatkan, tidak pernah sakit dan celaka, panjang umur, bahkan Allah berikan kekuatan pada fisiknya. Maka, waspadalah sebab bisa jadi itu adalah istidraj baginya dan bukan kemuliaan. Nauzubillah. []