TIDUR sesungguhnya sama dengan kematian. Kita meninggalkan dunia tempat kita tinggal. Kenikmatan yang ada di sekeliling kita, tak lagi kita rasakan saat mata telah terpejam dan ruh berada dalam genggaman Allah SWT. orang-orang tercinta barangkali ketika itu ada di dekat kita, tak kita rasakan kehadirannya. Karena ruh kita sedang terpisah dari jasad.
BACA JUGA: Stres Psikologi, Mendesain Kematian?
Setiap kali tidur, Rasulullah Saw mengajarkan kita membaca doa yang mengingatkan kita bahwa hidup dan mati kita semata-mata ada karena nama-Nya. Atau semestinya kita menjalani hidup ini dengan, untuk dan atas nama Allah.
Sadar atau pun tidak sesungguhnya setiap hari kita mengalami mati. Mati untuk sementara, yaitu ketika tidur. Karena pada saat itulah hanya Allah yang tahu ke mana ruh kita pergi. Sudha seharusnya kita merenungkan. Bagaimana jika ternyata ketika kita tidur Allah tak mengembalikan ruh kita ke dalam jasad? Apa yang akan terjadi? Ya. Tentu kita akan meninggal pada saat itu juga.
BACA JUGA: Jangan-Jangan Hatimu Telah Mati
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, sudah siapkah kita mejawab segala apa yang Allah tanyakan jika memang kita harus meninggal detik ini juga? Sudah berapa nikmat yang kita syukuri? Sudah seberapa banyak pula amal yang akan kta bawa nanti? Kita tidak pandai dalam melihat. Termasuk melihat kematian yang setiap hari kita alami. []
Referensi: Mencari Ketenangan di tengah Kesibukan/Karya: Mohammad Fauzil Adhim/Penerbit: Pro-U Media