AMERIKA SERIKAT — Abderraoof Alkhawaldeh dan Issam Abdallah, dua pria muslim yang sama-sama naik pesawat dari Birmingham, Alabama menuju Dallas-Fort Worth, Texas, pada 14 September 2019 lalu, sama-sama menjadi korban Islamophobia.
Abderraoof Alkhawaldeh, seorang motivator dan Issam Abdallah, direktur yayasan nirlaba, keduanya sudah lama saling kenal dan sudah lama tak bertemu. Makanya secara spontan mereka mengucapkan salam satu sama lain ketika bertemu di dalam pesawat. Namun, ucapan salam yang mereka lontarkan ternyata dianggap mencurigakan. Setelah itu, maskapai membuat pengumuman bahwa pesawat tidak aman.
Kedua pria itu kemudian diminta turun dari pesawat dan petugas penegak hukum telah menunggu mereka di luar pesawat. Mereka lantas diinterogasi secara singkat dan diizinkan untuk pergi, tetapi mereka mengatakan bahwa petugas polisi membuntuti mereka ketika mereka pergi ke kedai kopi.
Tidak hanya itu, dua pria muslim itu mengatakan, setelah beberapa menit, petugas lain mendekati mereka dan membawa mereka ke area interogasi pribadi. Mereka mengatakan, tas mereka digeledah lagi oleh petugas keamanan bandara (TSA) dan mereka masing-masing diberitahu bahwa penerbangan dibatalkan karena kru tidak merasa nyaman terbang bersama dua orang itu.
Penerbangan yang menolak dua muslim ini ialah AA 5886 yang dioperasikan oleh Mesa Airlines. Maskapai regional ini mengoperasikan beberapa penerbangan untuk Amerika di bawah merek American Eagle.
Abdallah mengatakan, dia diberitahu kru juga curiga karena dia menyiram toilet dua kali saat menggunakan toilet pesawat.
Dalam keterangan resmi, Alkhawaldeh dan Abdallah akhirnya mendapatkan tiket penerbangan ulang di jadwal berikutnya sebagai tanda pertanggungjawaban maskapai.
Seperti dilansir Business Insider, Juru Bicara Mesa Airlines LeKesha Brown mengatakan, penerbangan dibatalkan karena kekhawatiran anggota kru pesawat dan penumpang.
“Amerika dan semua mitra regionalnya memiliki kewajiban untuk memperhatikan masalah keselamatan dan keamanan yang ditimbulkan oleh anggota awak dan penumpang dengan serius. Semua pelanggan di penerbangan 5886 telah dipesan ulang pada penerbangan berikutnya ke DFW. Kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman positif kepada semua orang yang bepergian bersama kami,” kata Brown.
“Tim kami bekerja sama dengan Mesa untuk meninjau kejadian ini, dan kami telah menghubungi Alkhawaldeh dan Abdallah untuk mendapatkan kisah versi mereka,” tambah Brown.
Di sisi lain, Abdallah mengatakan, ia merupakan seseorang yang sering berpergian. Ia bahkan mendapatkan status tertinggi sebagai frequent flyer dengan maskapai Mesa, AAdvantage Executive Platinum. Alkhawaldeh dan Abdallah menegaskan, mereka telah mengajukan keluhan kepada Departemen Perhubungan. Sebab mereka diperlakukan tak adil akibat islamofobia. []
SUMBER: BUSINESS INSIDER