ALANGKAH indahnya ketika seorang teman memberikan hadiah kepadamu dengan menyebutkan aib dirimu sehingga kamu bisa memperbaiki dirimu! Oleh karena itu, Umar bin Khaththab mengatakan, “Semoga Allah memberikan rahmat kepada seorang yang telah memberikan hadiah kepadaku tentang aib diriku.”
Salah seorang berkata,”Temanmu adalah orang yang setiap engkau bertemu denganya ia menemukan aib pada dirimu. Itulah yang lebih baik daripada teman yang setiap engkau bertemu dengannya ia memberimu satu dinar ditanganmu.”
BACA JUGA: Ketika Nabi Ditanya Siapa Teman Terbaik Kita
Tentu orang yang memberikan bimbingan kepadamu tentang aib dirimu lebih baik daripada orang yang akan menenggelamkan dirimu dengan harta dan kekayaan. Kata Hatim al-Asham, “Jika kamu melihat aib pada diri temanmu dan engkau sembunyikan, kamu telah berkhianat. Jika kamu ktakan aib itu kepada orang lain, kamu telah menggunjing dirinya. Jika kamu sampaikan kepadanya, kamu telah menakutinya. Berlemah lembutlah dalam menasihatinya. Beritahulah tentang aihnya dan jangan engkau lakukan di hadapan orang lain.
Imam Safi’i berkata “Barang siapa menasihati saudaranya ketika sendirian, berarti 1a mencintainya, Barangsiapa menasihatinya dalam keramaian, berarti ia membongkar aib dan mengkhianatinya.”
Pujangga berkata,
Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri dan jauhilah menasihatiku
di tengah keramaian sebab memberi nasihat di hadapan mereka berarti
penghinaan bagi diriku ini, yang aku tidak suka mendengarkannya.
Loenardo da Vinci berkata, “Celalah temanmu dalam keadaan sendirian dan sanjunglah ia di hadapan orang lain.”
Jagalah kehormatan saudaramu. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menjaga kehormatan saudaranya, Allah akan menyelamatkan wajahnya pada hari Kiamat dari api neraka.” (HR at-Tirmidzi)
BACA JUGA: Jangan Temani 5 Orang Ini
Wajib bagimu untuk menutup lembaran kesalahan temanmu sehingga ia tidak merugi. Berkata seorang penyalutup
Kututup mataku dari keburukan saudaraku, takut aku hidup tanpa teman.
Khalid bin Shafwan ditanya, “Siapa saudaramu yang paling engkau Cintai?” la menjawab, “Orang yang memaafkan kesalahanku, menerima alasanku, dan meluruskan kesalahanku.” Socrates berkata, “Mudah sekali berkorban untuk seorang teman, tetapi sangat sulit menemukan teman yang pantas untuk berkorban deminya!” []
REFERENSI: Bermalam di Surga/Dr. Hasan Syam Basya/Gema Insani, 2015