SUDAN–Perang saudara yang terjadi di Sudan Selatan sejak tahun 2013 hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 300 ribu orang. Akibat konflik itu, berdampak pada aktivitas perekonomian dan pertanian. Warga Sudan kesulitan sekali mendapatkan makanan dan air bersih. Hingga bantuan makanan pun harus diturunkan dari udara.
Kebanyakan pasar-pasar yang berdiri di sudan tutup, karena mayoritas warga Sudan miskin dan hanya mengandalkan hasil pertanian. Sedangkan saat ini, kondisi lahan pertanian pun tidak layak untuk ditanami oleh para petani, kekeringan sedang melanda negeri mereka.
PBB melaporkan dalam sebuah pernyataannya, di Sudan Selatan terdapat 1 juta anak yang mengalami gizi buruk, 5 juta orang kelaparan, dan 2 juta orang lainnya mengungsi ke Uganda.
Penderitaan warga Sudan semakin lengkap, akses pengiriman bantuan kemanusiaan terhambat karena konflik yang terjadi di Sudan yang disebabkan perebutan kekuasaan, pengelolaan minyak, dan etnis.
Menurut Relawan Palang Merah Internasional Lang Biliu, organisasi kemanusiaan sebesar Palang Merah Internasional pun kesulitan untuk menjangkau jutaan pengungsi yang terjebak di antara tembakan-tembakan senjata aparat pemerintah dan pemberontak Sudan.
Padahal saat ini kondisi warga Sudan sedang diambang kematian, mereka butuh sejumlah bantuan logitik, terutama makanan dan air bersih. Satu-satunya cara adalah menurunkan bantuan tersebut menggunakan bantuan pesawat.
“Tiap kali kamu punya uang dan ingin membeli makanan, kamu tidak akan menemukan toko atau pasar satupun yang berjualan. Satu-satunya cara mendapatkan makanan hanya menunggu bantuan dari udara,” pungkasnya, dilansir Associated Press.
Bantuan yang dijatuhkan lewat udara merupakan cara paling efektif bagi Palang Merah Internasional untuk mendistribusikan bantuan. Tiap kali pesawat melewati pengungsian atau pemukiman yang terisolasi, masyarakat berbondong-bondong berkumpul untuk mengambil bantuan yang dijatuhkan tersebut.
“Satu-satunya makanan yang kami punya hanya buah-buahan liar dan daun-daun dari pohon yang masih tumbuh. Kami memasak daun-daun tersebut dan memakannnya,” kata Chuol Totjio, seorang warga Sudan Selatan.
Dalam operasi pendistribusian bantuan pada Rabu (29/3/2017). Palang Merah Internasional tidak hanya menjatuhkan karung-karung makanan namun juga menjatuhkan karung-karung yang berisikan biji-biji tanaman agar masyarakat Sudan Selatan dapat memproduksi makanannya sendiri. []
Sumber: Kumparan