Oleh: Arrahim Yasin,
Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, arrahimyasin1@gmail.com
MESKI tak punya satupun akun email, ia selalu eksis. Ia disenangi oleh sahabatnya dan disegani oleh lawannya. Ia adalah sebaik-baik manusia bergelar Al-Amin (dapat dipercaya).
Ia memiliki banyak pengikut tanpa memiliki twitter. Banyak orang menyukai akhlaqnya, meskipun tidak pernah membuat status untuk di like.
Banyak sosok yang menjadi fansnya, meskipun beliau tidak memiliki akun website atau akun fanspage. Banyak pihak yang mempelajari kehidupan beliau, meskipun ia tidak pernah menuliskan catatan dirinya di blog.
Banyak manusia yang mengenal dirinya, meski ia tidak eksis di youtube. Banyak yang bermimpi ingin bertemu dan melihat wajahnya, meskipun ia tidak mempunyai akun instagram. Ia adalah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW itu biasa shalat sampai kedua kaki beliau bengkak, kita sampai baterai gadget abis aja masih betah di sosial media.
Ia adalah orang paling agung, mulia dan luhur akhlaknya. Ia menebar pesan kebaikan dan menasihati, tidak seperti kita yang suka memposting hal tidak bermanfaat untuk kita apalagi orang lain.
Rasulullah SAW pada usia 6-10 tahun sudah bisa berdagang, nah Anda? Masih main game apa tuh?
Rasulullah SAW pada usia 11-18 tahun beliau sudah menjadi entrepreneur muda di bidang ekspor dan impor, beliau itu tajir men! nah Anda? Baru bisa bikin email sama dikasih smartphone canggih dari ortu udah bangga banget, gaya banget.
Di usia 25 tahun beliau melamar siti khadijah dan menikahinya dengan mahar 128 ekor unta merah. Unta merah adalah kendaraan terbaik pada kala itu di jazirah arab kalau di konversikan kedalam rupiah kira-kira itu sekitar 180 Miliyar.
Mahar pernikahan rasulullah adalah 180 miliar, lalu kenapa kamu masih bangga dengan status relationship bohongan di facebook? Tunangan kok di facebook? Menikah kok di facebook? Aneh.
Banyak yang ingin meretweet akhlaq mulia Rasulullah SAW meskipun kita tidak sempurna mengikuti akhlak beliau. Di saat kita asyik bermain getrich berusaha untuk mencari keuntungan pribadi, Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita untuk saling berbagi kepada sesama.
Banyak sekali yang membroadcast pesan beliau walaupun beliau tidak punya BBM ataupun WhatsApp. Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk bertebar mencari rezeki yang halal dan berkah bukan untuk berlama-lama di facebook.
Beliau mengajarkan kita akan kepentingan silaturahmi tak sekedar memberi ucapan selamat ulang tahun di facebook, datangi langsung dan saling tanya kabar, tapi jangan modus!. Sebelum tidur ia selalu berpesan bahwa kita harus bertasbih, bertakbir, bertahmid dan bertahlil, sedangkan kita tidak bisa tidur kalau belum cek pm BBM.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk berdoa sebelum makan dan bersyukur bukan menfoto makanannya dan diupload di instagram. Baginya dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan ialah wanita yang sholehah, so muslimah tanpa perlu mengupload kecantikan auratmu di instagram, dirimu tetap perhiasan dunia.
Begitu banyak pengikutnya yang siap mati berjuang untuk membela Islam, nah jangankan nyawa! baterai smartphonemu lebih sering mati karena kebanyakan chatting atau baca quran digital? beda kasus.
Ketika ia di hujat oleh hauman terburuk ia bersabar terus berdoa memohon ampun tidak langsung unfriend, unfollow, blok atau delete kontak. Ia menyendiri demi ibadanya kepada Allah bukan untuk menanti pemberitahuan, mention atau pm baru loh yah.
Ia selalu menjaga silaturahmi tanpa batas pertemanan seperti di facebook. Mengawal hari dengan ibadah, berdzikir memohon ampun meskipun ia dijamin masuk surga, tidak seperti kita baru bangun langsung cek pm, timeline atau beranda di facebook.
Ia mengajarkan kepada kita untuk bersedekah dan berzakat kalau bisa menabung haji bukan malah ngabisin uang untuk paket internet. Ia mengajarkan pada kita bahwa kasih sayangnya Allah itu unlimited nah artinya bukan cuman kuota paket internet doang yang unlimited.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk dapat menguasai diri kita ketika marah, nah hati-hati kalau bikin status, tweet, pm kalau kita lagi marah-marah! jangan kebanyakan curhat di sosial media.
Rasulullah SAW dari dulu sudah tidak suka dengan pemisahan ras, ia dulu mempunyai banyak teman dari berbagai latar belakang yang berbeda, suku-suku yang beda, kaya, miskin, beda status sosial, jomblo dan nikah. Terus kenapa kamu mesti gengsi dengan jumlah followersmu yang lebih banyak dari jumlah followingmu.
Ia menutup hari dengan memohon ampun atas dosanya tanpa perlu membuat status, pm, tweet kalau dia mau istirahat dan tidur.
Saking dicintai oleh sahabatnya banyak sahabat rasul yang mengancam akan membunuh orang yang mengatakan bahwa dirinya telah wafat, lalu kalau kita mati ada yang menjamin ribuan teman facebok, semua followers twitter, fans kita akan menemani kita dalam kubur? Mereka ikut sholatin kita nggak yah?
Dan ketika ia berada di penghujung nafas hidupnya ia mengingatkan kita dan berkata ummatku, ummatku, ummatku. Nah loh kita masih sempet-sempetnya ganti status, ganti dp BBM, cekrek mau mati nih.
Jika media sosial kita gunakan untuk mendapatkan uang yang halal untuk keluarga, bangsa dan agama yuk di manfaatkan efektivitas dan efisiensinya tapi jangan lupa sholat dhuha yah. []