SUATU ketika datang seorang utusan Gubernur Azerbaijan ke Madinah untuk menemui ‘Umar bin Khaththab.
Azerbaijan adalah sebuah wilayah di Iran. Kaum Muslim pertama kali memasuki wilayah tersebut antara 19-23 H/639-643 M. Gubernur pertamanya Hudzaifah bin Al-Yaman, lalu Umar mengangkat Utbah bin Farqad sebagai gubernur wilayah Tabriz/ Ajerbaizan, menggantikan Hudzaifah.
Utusan dari Utbah bin Farqad itu sampai ke Madinah pada malam hari. Karena itu, dia memutuskan untuk melepaskan lelah di lingkungan di Masjid Nabawi terlebih dulu. Ketika malam semakin larut dan utusan itu hendak beristirahat, terdengar olehnya seseorang sedang bermunajat. “Ya Allah. kini aku bersimpuh di hadapan-Mu. Karena itu, terimalah tobatku. Jika tobatku Engkau terima, sungguh aku akan sangat gembira. Tapi, jika tobatku Engkau tolak, sungguh aku akan senantiasa bersabar dan bertobat.”
BACA JUGA: Saran Umar ketika Umat Muslim Kelelahan di Perang Tabuk
Dengan keheranan utusan tadi bertanya kepada orang yang berdoa tersebut, “Siapa engkau, wahai saudaraku?”
“Umar bin Khaththab.” jawab orang yang ditanya itu.
Begitu mendengar nama ‘Umar bin Khaththab, utusan tadi segera menjelaskan jati dirinya sebenarnya, “Wahai Amirul Mukminin! Saya adalah utusan “Utbah bin Farqad dari Azerbaijan. Karena kedatangan saya di kota ini kebetulan pada malam hari dan saya tidak ingin mengganggu tidurmu. saya memilih tidur di sini dan esok pagi saya akan menemuimu.”
Keesokan harinya utusan itu datang ke rumah ‘Umar bin Khaththab. Melihat kedatangannya, sang khalifah pun berkata kepada istrinya, “Ummu Kultsum, Kita kedatangan tamu. Apakah ada persediaan makan?”
“Kita tidak mempunyai apa-apa kecuali roti dan garam,” jawab Ummu Kultsum.
“Keluarkanlah apa yang ada!” perintah ‘Umar.
Akhirnya utusan itu menyantap roti yang dihidangkan ‘Umar bin Khaththab. Seusai bersantap dan berbagi sapa sejenak dengan ‘Umar, utusan itu seraya mengeluarkan sebuah kotak berkata, “Wahai Amirul Mukminin. Ini sekotak halwa (kue yang rasanya sangat manis) khusus buatan Gorby sebagai hadiah khusus dari gubernur kami di Azerbaijan untukmu.”
“Apakah umat Muslim yang lain juga diberi hadiah halwa seperti ini olehnya?” tanya ‘Umar bin Al-Khaththab dengan nada keras.
BACAJUGA: 4 Cara Umar bin Khattab Memilih Pemimpin Pasukan
“Wahai Amirul Mukminin, halwa ini hanya ada di Azerbaijan dan khusus diperuntukkan untukmu,” jawab utusan itu keheranan bercampur takut.
Mendengar penjelasan itu, ‘Umar bin Khaththab semakin marah, “Kembalilah ke Masjid dan bagikanlah halwa ini kepada kaum fakir dan miskin!”
Ketika utusan tadi akan melangkah keluar, ‘Umar bin Khathab berucap lagi, “Sampaikanlah pesanku kepada Gubernur Azerbaijan, jika dia melakukan hal seperti ini lagi, dia akan tertimpa bencana!” []
Sumber: Ahmad Rofi Usmani. Februari, 2008. Pesan Indah dari Makkah dan Madinah. Mizan.