SELAMA ini peristiwa hijrah sangat identik dengan peristiwa Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah. Padahal, jika kita membaca Al-Quran, maka kita dapati bahwa para nabi dan rasul selain Nabi Muhammad pun mengalami babak baru dalam dakwah mereka, yakni hijrah. Namun mungkin kita kurang menyadari bahwa itulah hijrah mereka, fase baru dakwahnya para utusan Allah.
Meskipun banyak nabi dan rasul yang mengalami hijrah, hijrah mereka berbeda dengan hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Di antara rasul yang mengalami peristiwa hijrah adalah:
BACA JUGA: 4 Faktor yang Memicu Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah
Pertama: Nabi Ibrahim as.
Mengenai hijrahnya Nabi Ibrahim, terdapat dua pendapat, kota mana yang menjadi tujuan Nabi Ibrahim setelah pergi dari negerinya Irak. Pertama, ada yang mengatakan bahwa beliau hijrah ke Mekah dan yang kedua mengatakan bahwa beliau berpindah ke Syam, ke tanah Jerusalem, Palestina. Dan tidak diragukan lagi, Nabi Ibrahim memang memasuki kedua kota tersebut. Namun kota mana yang terlebih dahulu dikunjungi? Allahu a’lam.
Setidaknya ada tiga ayat yang menerangkan tentang hijrahnya Nabi Ibrahim as.
“Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” (QS. Al-Ankabut: 26).
Ayat lainnya,
Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku,” (QS. Ash-Shaffat: 99).
Dan firman Allah,
“Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku,” (QS. Maryam: 48).
Beliau menjauhkan diri dari peribadatan yang mereka lakukan dan juga menjauhkan diri dari tempat tersebut.
Kedua: Nabi Musa as.
Peristiwa hijrahnya Nabi Musa berbeda dengan hijrahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Ketika hijrah, Nabi Musa belum diangkat sebagai rasul. Adapun Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad telah diangkat sebagai rasul saat keduanya berhijrah.
BACA JUGA: Kerinduan Para Sahabat terhadap Kota Mekah ketika Hijrah
Peristiwa hijrahnya Nabi Musa terjadi pada saat beliau membunuh seorang laki-laki Qibthi.
“Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: ‘Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu’,” (QS. Al-Qashash: 20).
Nabi Musa pun pergi menuju Madyan. Selama tinggal 10 tahun di Madyan, Nabi Musa menikahi seorang wanita putri dari laki-laki sepuh di wilayah tersebut.
Perbedaan lainnya antara hijrah Nabi Muhammad dan Nabi Musa adalah latar belakang hijrah. Jika hijrahnya Nabi Muhammad adalah karena orang-orang Mekah telah menutup rapat diri mereka dari hidayah Islam, sementara di Madinah eksistensi dakwah secara meluas dan tegaknya negeri Islam sangat mungkin digapai. Adapun Nabi Musa untuk menghindari kebengisan Firaun.
“Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul,” (QS. AS-Syuara: 21).
Dan masih banyak nabi dan rasul lainnya yang mengalami hijrah, seperti Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf, dan lain-lain. Kesimpulannya, hijrah para nabi berbeda dengan hijrahnya Nabi Muhammad. Hijrah beliau memiliki kedudukan yang begitu mulia dan juga sangat berat dalam praktiknya. Hijrah beliau tidak dilator-belakangi lari dari siksa atau adab kaumnya. []
SUMBER: KISAH MUSLIM