SEBAGAI anak muda masa kini, mungkin sudah biasa dengan pacaran. Namun, sebagai umat Muslim tentunya kamu tahu bahwa dalam Islam nggak ada yang namanya pacaran karena pacaran hanya bersifat senang-senang dan belum tentu berakhir dengan pernikahan. Jika seseorang ingin menikah, maka dianjurkan melalui ta’aruf atau perkenalan antara si pria dan wanitanya.
Sebelum melakukan proses ta’aruf dengan seseorang, mari pastikan bahwa Anda memiliki mental dan kesiapan yang baik. Karena kematangan mental itu, tidak hanya diperlukan ketika sudah menjalani rumah tangga nanti, namun sudah dimulai sejak engkau berikhtiar memilih pasangan. Supaya terhindar dari rasa kecewa berlebihan ketika sedang dalam proses ta’aruf, yuk simak 5 tips ini,
BACA JUGA: 7 Hal Penting yang Harus Ditanyakan Saat Taaruf
Perbaharui niat menikah hanya karena Allah
Bukan karena faktor usia, bukan karena tuntutan, atau bukan karena iri melihat pasangan yang sudah sah.
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)
1 Memahami hakikat ta’aruf adalah proses pengenalan, dimana tetap memungkinkan adanya ketidak cocokan visi misi, berbeda tujuan, ataupun halangan-halangan yang lain.
Ta’aruf sebenarnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk saling mengenal antara seseorang dengan orang yang lainnya dengan tujuan untuk saling mengerti dan saling memahami.
Mari melihat ke dalam diri. Saat kita memantaskan diri dan siap untuk berproses taaruf, bagaimana kondisi hati? Bila memang semuanya dilakukan karena Allah, maka yakinlah bahwa penolakan si ikhwan untuk lanjut taaruf juga merupakan kehendak Allah. Akan ada seseorang yang jauh lebih baik dipersiapkan Allah sebagai suami. Ini untuk lebih menghibur hati agar tidak terlalu dirundung kecewa tiada henti.
BACA JUGA: Agar Taaruf Berujung Pelaminan
Kita merasa bahwa proses ini satu langkah untuk menjadi jalan taat pada Allah atau sekadar bangga karena akhirnya bisa menikah? Pantas hati kita mudah sakit dan patah hanya karena kecewa bila bayangan pernikahan menjadi tujuan. Padahal proses taaruf itu hanya peluangnya fifty-fifty untuk bisa ke pelaminan atau behenti di tengah jalan.
Oleh karena itu, luruskan niat karena Allah. Satu taaruf tak berhasil, jangan berputus asa untuk menjalani taaruf berikutnya dalam koridor syariat. Jangan menutup diri hanya karena takut kecewa dan patah hati. Itu semua terjadi karena kita menggantungkan diri dan harapan pada selain Allah.
2 Gunakan perantara ketika melakukan proses ta’aruf
Perantara itu yang akan menghubungkan Anda dengan dia. Jadi gak ada yang namanya berdua-duaan, baik dalam pertemuan langsung maupun sekedar chat. Dan hadirnya perantara akan membantu Anda untuk meminimalisir rasa ‘baper’ berlebihan ketika sedang proses taaruf, ataupun semisal ketika proses ta’aruf itu tidak dilanjutkan karena adanya ketidakcocokan dari salah satu pihak.
Anda bisa mengulik seperti apa sosok cowok yang sedang mendekati Anda ini lewat sahabat dekatnya. Dalam pertemuan ini, Anda juga bisa menanyakan apa yang ia harapkan di masa depan setelah menikah dengan Anda. Jadi Anda sudah mendapat gambaran seperti apa calon suami Anda sebelum memutuskan untuk melanjutkan ke proses lamaran.
BACA JUGA: Bertukar Foto untuk Taaruf, Bolehkah?
3 Tanamkan prasangka baik kepada Allah
Yakinkan hati pada Allah. Jika memang jodohnya, Allah pasti akan memudahkan jalannya. Gunakan hatimu untuk pandai menangkap sinyal dari Allah. Ketika segala ikhtiar telah dilakukan untuk bisa bersatu dengan dia, namun ternyata engkau tetap sulit meraihnya, ikhlaskanlah, barangkali bukan dia orangnya. Percayalah Allah, Allah telah menyiapkan seseorang yang terbaik.
Ingat, bukan berhasil tidaknya taaruf ke pelaminan yang akan menjadi nilai kita di hadapan Allah. Karena sesungguhnya hasil mutlak ada di tangan-Nya saja. Tapi sikap kita selama proses berlangsung dan cara menyikapi untuk segenap keberhasilan atau kegagalan taaruf, inilah yang menjadi bekal kita untuk dihisab di yaumul akhir.
BACA JUGA: Bertukar Foto untuk Taaruf, Bolehkah?
4 Jangan menaruh harapan kepada manusia
Gantungkan harapan setinggi-tingginya hanya kepada Allah. Doa, ikhtiar, dan tawakal, akan mewakili diri Anda untuk mendapatkan yang terbaik dari Allah. Serahkan segala sesuatunya pada Allah, berharap pada manusia Anda bisa dikecewakan, namun berharap kepada Allah, Anda tak akan kecewa, karena Allah selalu merajut takdir yang indah untuk kebaikan setiap hamba-Nya. Mulailah segala ikhtiar Anda dengan cara yang Allah suka, agar ridho Allah senantiasa mengiringi langkah Anda. []