Oleh: Sri Rahmawati
srir760@gmail.com
SAHABAT, pernahkah kita merasa lebih pintar, lebih tahu, lebih baik dari orang lain? Apakah itu termasuk sombong?
Sombong itu turunan dari ujub. Ada sombong batin dan zahir. Sombong itu mempunyai hal-hal yang disombongkan seperti ilmu, ibadah, keturunan, harta. Sementara ujub tidak mempunyai apa-apa, dia miskin tapi takjub pada dirinya. Ukuran kesombongan kita itu misalnya kita mengobrol masalah sesuatu, lalu orang menasihati kita, maka tanyalah ke hati, bila kita menolak dan tidak menerima nasihat atau kebenaran, inilah namanya sombong.
BACA JUGA: 8 Perbedaan Orang Sombong dan Percaya Diri, yang Manakah Anda?
Jika dalam sebuah organisasi seseorang merasa hebat tapi kedudukannya berada di posisi rendah, dia merasa tidak pantas di posisi itu. Bila seseorang pulang dari pasar membawa jinjingan, dia merasa ini tidak pantas menjadi tugasnya. Keduanya menunjukkan ada bercak penyakit dalam hatinya yaitu sombong.
Lebih buruk lagi, apabila seseorang tidak merasa sombong padahal dia sombong. Ingat asal penciptaan kita dari lubang hina, kemana-mana membawa kotoran, sebentar lagi menjadi bangkai yang menjijikkan. Meremehkan orang lain dan merasa paling benar, adalah ciri-ciri sombong.
Kalau kita dengki, mengobatinya bisa dengan cara mendatangi orang yang kita dengki tersebut, pujilah dia, perlakukan dia sebaik mungkin dan seramah mungkin, lalu bela dia di depan orang-orang yang menggibahinya. Mampukah kita berbuat demikian?
Ternyata butuh energi untuk proses membersihkan hati. Inilah salah satu obat dengki.
Mukmin berdosa akan ada bercak dihatinya, jika beristighfar akan bersih, dan diisi dengan amal sholeh. Membicarakan aib, cinta dunia, kurang rasa malu, kedzoliman terus menerus adalah penghancur amal. (HR. Tirmidzi)
Penyebab gibah adalah adanya bercak hitam di hati karena kemarahan, dengki, atau penyesuaian pergaulan. Periksa diri kenapa saya membicarakan aib orang lain (gibah)? Jika berdosa, lalu dia bertaubat tapi hatinya tidak berguncang dan tidak takut untuk mengulangi dosa itu lagi, maka belumlah dia dikatakan bertaubat nasuha.
BACA JUGA: Ujub, Sifat yang Membuat Pelakunya Hancur
Orang yang mau dinasihati berarti hatinya hidup, mau menerima nasihat dengan ikhlas. Salah satu alat menghukumi diri karena dosa, yang diperbolehkan (disebut mujahadah, pensucian diri), misalnya dia tidak tahajud maka gantinya dia niatkan sholat dhuhanya 12 rokaat, bila dia bermaksiat maka dia bersedeqah banyak dan meminta dosanya diampuni Allah, dan sarananya taubat. Istighfar sungguh-sungguh, bertenaga, tidak hanya dalam lisan tanpa penyesalan.
Pensucian dirijuga bisa dilakukan dengan cara tilawah, dzikir, dan taubat.
Bersabarlah wahai diri. Sabar itu tidak ada keluhan di hati, tidak ada keluhan kepada makhluk dan upayakan tubuh kita beraktivitas untuk meraih ridho Illahi. Wallohualam. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.