Oleh: Annisa Pratiwi Az Zarqaa
dunalismi@gmail.com
MASA muda adalah masa yang labil, terutama dalam hal asmara. Seperti yang kita ketahui pada era milenial ini, mayoritas dari para kalangan remaja sangat senang dengan hal yang baru atau yang biasa disebut dengan tren terkini. Dari hal itu pula yang membuat para remaja mudah tertarik atau mungkin mengikuti tren tersebut.
Salah satu contoh tren atau gaya hidup remaja masa kini adalah pacaran. Mereka menganggap pacaran adalah gaya anak sekolah atau tren masa kini. Padahal Allah SWT telah berkata dalam firman-Nya :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
BACA JUGA: Menjadi Pemuda Pembangun Bangsa
Lalu, bagaimana nasib anak bangsa di negeri yang tercinta ini?
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia yang telah merdeka 74 tahun lalu. Sayangnya sebagian dari generasi muda saat ini belum memaknai sepenuhnya arti merdeka tersebut yang menjadi penyebab utama merosotnya akidah Islam dalam kehidupan mereka.
Pemuda yang tangguh adalah pemuda yang memahami kemerdekaan bangsa ini dengan menjadi hamba Allah yang sebenar-benarnya serta mensyukuri nikmat kemerdekaan bangsa ini dengan menjadi muslim sejati yang selalu taat pada perintah Allah SWT menjauhi larangan-Nya dan juga menghapuskan penjajahan gaya baru, tidaksembarang ikut-ikutan sesuatu yang tidak ada manfaatnya tanpa dalil (taqlid).
Seorang pemuda yang tangguh harus bersungguh-sungguh dan berpegang teguh pada agamanya dengan memiliki akhlak mulia dan akidah Islam yang haq dalam memajukan bangsa dan negara.
Pemuda muslim juga harus membela agama dan negaranya dengan berdakwah agar masyarakat dapat membedakan sesuatu yang haq dan sesuatu yang bathil.
ربنا أرنا الحق حقا و ارزقنا اتباعه و أرنا اباطل باطلا و ارزقنا اجثنابه
“Wahai Tuhan kami tunjukkanlah kepada kami yang benar adalah benar dan berikanlah kami kemudahan dalam mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang salah adalah salah dan berikanlah kami kemudahan dalam menjauhinya.”
Perlu kita ketahui dalam berdakwah dibutuhkan kesabaran karena tidak setiap orang mau menerima dakwah. Sebagian dari manusia mau menerima dakwah dan itu sedikit sekali, sebagian lain tidak mau menerima dakwah, sebagian lain ada yang diam dan tidak peduli pada dakwah, sebagian lain ada yang benci terhadap dakwah dan marah jika dinasehati.
فاصبر صبرا جمىلا
“Bersabarlah dengan sabar yang indah”. (QS. Al-Ma’aarij:5)
Bersabar dalam berdakwah karena sabar merupakan suatu kebahagiaan dan sabar adalah jalan para Nabi. Seperti Nabi Yusuf as.telah bersabar menghadapi beratnya fitnah wanita, Nabi Musa as.telah bersabar dalam menghadapi pemimpin yang dzalim, Nabi Ayyub as. telah bersabar dalam penyakitnya, Nabi Zakariya as.telah bersabar menanti kehadiran buah hati, dan begitu pula dengan Nabi Muhammad SAW yang telah bersabar dalam dakwahnya. Semua hal butuh kesabaran.
Sabar itu indah. Barang siapa yang meninggalkan sabar dia pasti sengsara. Hidup itu sudah sulit dan kesabaranlah yang membuatnya mudah. Semakin banyak kita sabar semakin tenang hati kita.
Dari sini kita dapat simpulkan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan generasi penerus yang kuat. Bukan hanya kuat fisik, tetapi juga kekuatan hati yang dipenuhi dengan iman Islam, ikhlas dan ihsan dalam setiap perbuatannya. Pemuda yang menang yang mampu menahan dirinya dari segala hawa nafsu. Pemuda sukses yang berani berhijrah dan berpindah dari masa kejahiliyahan menuju masa yang terang benderang. Pemuda yang berhasil adalah ia yang istiqomah pada jalan yang ia pilih.
BACA JUGA: Sumpah Pemuda
Seorang pemuda yang beriman tahu kepada siapa ia harus mencintai, karena seseorang yang mencintai akan cenderung kepada orang yang dicintainya dan cenderung mencontohnya. Maka lihatlah siapa yang kita cintai? Apakah kita mengidolakan seseorang yang sama sekali tidak mengetahui kita? Sebagai umat Islam jangan sampai kita salah dalam mencintai. Sudah sepatutnya bagi kita para pemuda muslim dan generasi penerus ini untuk mencintai Rasulullah SAW, para sahabat, dan para thabi’in radiyallahu ‘anhum karena merekalah qudwah yang sesungguhnya.
Zaman sekarang kita harus mencintai ulama karena merekalah orang yang paling dekat dengan Allah. Jika kita belum bisa menjadi ulama belum bisa menjadi orang shalih minimalnya kita mencintai mereka yang berusaha memperjuangkan dan mempertahankan syari’at Allah SWT. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholih bahwa Allah akan memberikan kemenangan pada mereka, seperti Allah telah memberi kemenangan kepada orang-orang sebelum mereka. Yakinlah bahwa khilafah adalah janji Allah.
Bangkitlah wahai pemuda muslim generasi penerus bangsa. Tinggalkan semua hal yang tidak ada manfaatnya agar tak menyesal di masa yang akan datang. Berjuang sekuat tenaga bersama umat ini dalam mempelajari kalam Ilahi untuk menyebarkan agama yang haq. Kokohkan ukhuwah dalam hati dengan meninggikan kalimat tauhid “Laa Ilaaha Illallah, tiada tuhan selain Allah.” []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.