Oleh: Ainul Ma’rifah
ainulmarifah1453@gmail.com
PERNAHKAH ketika berdoa kalian membayangkan bahwa dzatNya ada hanya untukmu? Pernahkah ketika berdoa, kalian merasa bahwa dzatNya benar-benar ada di hadapanmu?Pernahkah ketika berdoa, kalian meyakini bahwa dzatNya benar-benar mendengarmu? Jika belum membayangkan, merasa ataupun meyakini maka intropeksi dirilah, jangan-jangan doanya belum sepenuh hati, jangan-jangan doanya tidak sungguh-sungguh.
Sering kita menghakimi Allah SWT atas setiap doa yang terkadang belum terkabul. Sering pula menyalahkan Allah dengan merasa diri sudah baik tapi mengapa doa-doa tak kunjung terealisasi. Bisa jadi kitanya salah dalam berdoa, kitanya tidak tepat dalam berdoa.
BACA JUGA: Berdoalah Agar Hati Tak Bangga dengan Pujian Manusia
Doa itu kuncinya yakin, doa itu intinya pasrah dan ridho atas setiap ketentuanNya. Bagaimana doa akan terkabul kalau kitanya sendiri tidak yakin, bagaimana doa akan terealisasi kalau kitanya sendiri tidak merasa bahwa Allah selalu ada dan menjawab doa-doa kita. Allah itu sangat dekat pada hambaNya bahkan lebih dekat dari pada urat nadi kita sendiri.
Alquran mengajarkan dan senantiasa menasihati pada kita tentang bagaimana berdoa. Diksi atau pemilihan kata dalam alquran tentang memanjatkan doa benar-benar memberikan gambaran bahwa Allah itu sangatlah dekat, Allah senantiasa paham, Allah senantiasa mengetahui hamba-hambaNya. Hanya saja kita yang terkadang tidak memahami diksi tersebut.
Ketika kita berdoa di dalam alquran Allah ajarkan dengan kata-kata “Rabbana” “Rabbana” atau “Rabbi“ ”Rabbi”. Mengapa kita menggunakan diksi “Rabbana” atau “Rabbi”? Karena kita merasa Allah itu dekat. Tetapi ketika Allah memanggil hambaNya, Allah menggunakan kata-kata “yaa ayyuhannas” atau “yaa ibadi”. Mengapa menggunakan kata “yaa ayyuhannas” atau ”yaa ibadi”? karena Allah mengetahui kalau kita itu jauh dari pada Dia. Maka perlu menggunakan kata panggilan. Berbeda ketika kita berdoa kepadanya, cukup dengan mengatakan “Rabbana”, seakan-akan Allah ada di hadapan kita dan sedang berbincang dengan kita dengan lembutnya.
Allah always there, itulah mengapa tulisan ini berjudul demikian. Allah itu senantiasa ada. Allah senantiasa mengetahui apa yang sedang kita lakukan. Bahkan dalam ujian-ujian yang berat dalam alquran, Allah senantiasa menutup ayat-ayatnya dengan kata-kata “Allah itu “as-samiul alim” yang artinya Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Allah itu Maha Mendengar artinya, mendengar itu berarti dekat dan senantiasa ada dan Maha Mengetahui. Itu artinya Allah tidak pernah lalai atau lupa kepada setiap hamba-hambaNya. Sehingga seolah-olah ketika kita berdoa kepada Allah, Allah mengatakan bahwa “Saya itu dekat, saya itu selalu ada, hanya terkadang kalian yang tidak menyadarinya, bahkan kalian tidak mau curhat pada saya.”
Maka itulah hakikat ketika kita berdoa, meyakini bahwa Allah ada dan sedang mendengar kita. Tatkala ujian melanda, tatkala persoalan hidup hadir sebagai pendewasaan diri. Tatkala cobaan dakwah benar-benar membuat putus asa, Allah senantisa ada untuk kita. Tatkala Allah senantiasa menasehati kita untuk bersabar dalam berdakwah, sabar dalam berjuang. Nanti Aku, kata Allah akan membuktikan kebenaran perjuangan itu, meskipun kadang-kadang kita lalai akan janji itu.
BACA JUGA: Doa ketika Shalat, Kapan Waktunya?
Seperti kasus tentang betapa hari ini heroiknya para pejuang kebenaran yang dipersekusi, dihinakan, bahkan dikriminalisasi. Mengapa orang-orang baik justru mengalami hal buruk bahkan sampai kematian, tapi mengapa orang-orang jahat seakan-akan hidup sejahtera. Namun dalam kasus seperti ini, Allah senantiasa mengingatkan kita dalam ayat-ayatnya, yang artinya: “Dan siapa saja yang kemudian hanya berharap pada pertemuan dengan Allah, sesungguhnya janji Allah itu akan segera datang, sesungghnya perjumpaan dengan Allah itu akan segera datang.”
Perjuangan itu sepaket dengan pengorbanan. Usaha itu sepaket dengan doa. Ketika kita yakin jika Allah senantiasa ada, maka kita juga harus yakin bahwa setiap doa, setiap usaha pasti juga akan ada hasilnya. Allah hanya berpesan agar kita senantiasa sabar dan tidak putus asa. Senantiasa berdoa dan berusaha serta meyakini bahwa Allah itu ada, “Allah always there.” Wallahua’lam bishowab. []
RENUNGAN adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim tulisan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.