ANDA pasti sudah tidak asing lagi mendengar kisah antara Nabi Yusuf AS dan Zulaikha kan? Ya, kisah ketampanan Nabi Yusuf yang membuat Zulaikha terpana. Zulaikha rela merendahkan dirinya di hadapan Nabi Yusuf, hanya karena ingin bersamanya. Dan terang saja Nabi Yusuf menolak untuk melakukan hal itu.
Namun, dalam salah satu ayat al-Quran dijelaskan bahwa Nabi Yusuf pun bisa jadi melakukan kekhilafan itu. Nah, apakah Nabi Yusuf juga mempunyai keinginan yang buruk terhadap Zulaikha?
Arti “bermaksud melakukan perbuatan buruk” oleh Zulaikha terhadap Yusuf dalam kisah al-Quran sudah jelas. Adapun maksud buruk Yusuf terhadap Zulaikha banyak yang salah menafsirkan.
Bermaksud buruk di sini berarti perbuatan pelampiasan nafsu oleh kedua belah pihak. Sudah jelas bahwa Zulaikha yang pertama memulai tindakan menggoda Yusuf, yang hampir pula terjerumus dalam godaan wanita itu, seandainya tidak ada petunjuk Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT, “Yusuf tentu akan melakukan pula dengan wanita itu, andaikata dia tidak melihat tanda (burhan) dari Rabb-nya,” (QS. Yusuf: 24).
Ayat ini tidak mengatakan bahwa Nabi Yusuf punya maksud buruk terhadap Zulaikha. Tetapi godaan itu demikian besarnya sehingga bila imannya tidak dikuatkan, tentu dia telah jatuh ke dalam kemaksiatan.
Nabi Yusuf dimaksumkan (dijaga dari perbuatan dosa) oleh Allah SWT. Jadi, hatinya untuk menolak berbuat maksiat bukan sesudah tergoda baru melihat tanda dari Rabb-nya. Bukan demikian, karena sebelum itu keteguhan hati Yusuf tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda untuk melakukan perbuatan maksiat. Misalnya, mendekati Zulaikah selagi suaminya tidak ada, atau melakukan hal-hal lain yang menjurus pada perbuatan tidak senonoh.
Penolakan Yusuf bukan pula disebabkan karena nafsu syahwatnya lemah, seperti yang dituduhkan sebagian orang. Tapi, karena ketinggian derajat maksum dalam diri beliau.
Dengan adanya penjelasan ini, semoga orang-orang yang selama ini menafsirkan salah menjadi tahu, bahwa pendirian dan sikap Nabi Yusuf AS yang sebenarnya. Baik sebelum, pada saat dan sesudah mengalami godaan adalah satu dan sama, yaitu kuat, teguh dan tetap menolak. [Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani]