TANYA: Pada hari apa umat Islam harus berpuasa untuk merayakan ulang tahun Nabi? Jika ulang tahun Nabi jatuh pada hari Jumat, apakah sah untuk berpuasa pada hari itu? (Alaa)
Jawab:
Sheikh `Atiyyah Saqr, mantan ketua Komite Fatwa Al-Azhar, menyatakan:
Puasa secara sukarela adalah tindakan ibadah yang terpuji. Ini tidak terbatas pada waktu atau kesempatan tertentu. Namun, ada beberapa hari di mana puasa itu haram (dilarang) seperti hari-hari Idul Fitri (1 Syawal dan 10 Dhul-Hijjah); hari – hari tashreeq (11, 12, dan 13 Dhul-Hijjah); dan hari keraguan (hari terakhir Shaban), meskipun yang terakhir ini masih jadi perdebatan antara para ulama.
Ada juga beberapa hari di mana puasa itu makruh (tidak disukai) seperti puasa Jumat saja atau Sabtu saja.
BACAJUGA: Apa dan Kapan Maulid Nabi, Inilah Tinjauan Sejarahnya
Selain itu, ada beberapa hari tertentu di mana puasa memang dianjurkan. Ini adalah hari-hari Muharram, hari-hari pada empat bulan suci (Muharram, Rajab, Dul-Qi`dah dan Dhul-Hijjah), hari Arafah (9 Dhul-Hijjah), hari Asyura (10 Muharram), Senin dan Kamis setiap pekan, tiga hari Ayayumul bidh (13, 14 dan 15 setiap bulan hijriah), enam hari di buan Syawal yang terpuji, dan sebagian besar hari Syaban, seperti yang biasa dilakukan oleh Nabi SAW.
Dengan kata lain, Maulid Nabi pada tanggal 12 Rabi` Awwal, sebagaimana orang biasa merayakannya, tidak termasuk di antara hari-hari di mana puasa itu disunahkan atau dianjurkan. Tidak pula termasuk dalam hari-hari yang dilarang puasa.
Namun demikian, sama sekali ada anjuran untuk berpuasa pada 12 Rabi` Awwal dalam perayaan Maulid Nabi. Ini karena tidak sepenuhnya disepakati bahwa Nabi SAW lahir pada hari itu. Sebaliknya, beberapa orang mengatakan bahwa beliau lahir pada tanggal 9 Rabi` Awwal, dan masih ada pandangan yang berbeda dalam hal ini.
Di sisi lain, puasa pada hari maulid Nabi dianggap tercela jika terjadi pada hari seperti hari Jumat karena dianggap tidak patut untuk berpuasa pada hari Jumat saja.
Diriwayatkan dalam Al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi SAW melarang puasa pada hari Jumat saja; beliau bersabda: “Tidak seorang pun dari kalian yang boleh berpuasa pada hari Jumat kecuali dia berpuasa sehari sebelum atau sesudahnya.”
Ini adalah aturan puasa pada hari ulang tahun Nabi setiap tahun. Namun, Nabi SAW biasa berpuasa pada hari Senin-Kamis setiap pekan. Dia melakukannya karena dua alasan.
Alasan pertama adalah bahwa catatan tentang perbuatan seseorang diserahkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis. Jadi Nabi SAW lebih suka bahwa puasa pada hari-hari itu dimasukkan dalam catatan perbuatannya ketika dipersembahkan di hadapan Allah (seperti yang diriwayatkan dan diverifikasi oleh At-Tirmidzi).
Alasan kedua adalah bahwa Senin adalah hari di mana Nabi SAW lahir dan juga hari di mana ia dikirim sebagai seorang Utusan ke dunia (seperti diriwayatkan oleh Muslim). Jadi, Nabi SAW melakukan puasa pada hari itu untuk mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas kehidupan dan memilihnya sebagai seorang Nabi.
BACA JUGA: Maulid Nabi: Ekspresi Cinta
Oleh karena itu, jika umat Islam ingin menunjukkan rasa terima kasih kepada Allah SWT untuk kelahiran Nabi dan untuk mengirimnya untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus, maka mereka dapat melakukan tindakan ibadah sukarela seperti sholat, amal, puasa atau apa pun. Jadi, tidak ada waktu khusus untuk mengerjakan ibadah semacam ini. Namun, puasa pada hari Senin-Kamis lebih dianjurkan jika ingin mengikuti sunnah Nabi.
Sebagai kesimpulan, tidak ada tindakan ibadah khusus untuk dikerjakan pada 12 Rabi` Awwal khususnya. Puasa pada hari itu tidak memiliki pahala ekstra. Ini sama sebagaimana hari-hari pada umumnya.
Secara umum, cara terbaik untuk menyembah Allah, mencapai keridhaan-Nya, dan menunjukkan cinta serta kepatuhan terhadap pesan-Nya adalah mengikuti jejak Nabi. Hal inilah yang diriwayatkan dalam Al-Bukhari dan Muslim, bahwa Nabi SAW bersabda: ‘Dia yang tidak mengikuti sunnahku (dalam agama), bukan golonganku (bukan salah satu dari pengikutku)’
Ini juga diriwayatkan Al-Bukhari dari Abu Ya’la bahwa Nabi SAW bersabda: “Siapa pun yang mencintaiku harus mengikuti sunahku.” []
SUMBER: ABOUT ISLAM