RASULULLAH ﷺ pernah ditanya tentang berapa lama Dajjal tinggal di bumi. Beliau menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun (hari pertama dari empat puluh hari itu berjalan seperti satu tahun), satu hari seperti satu bulan (hari berikutnya berjalan seperti satu bulan), satu hari seperti satu pekan, dan sisanya seperti hari-hari biasa kalian,” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Apakah dalam satu hari itu cukup waktu bagi kami untuk melaksanakan shalat sehari?”
BACA JUGA: Surat Al-Kahfi Lindungi Muslim dari Empat Usaha Dajjal Sesatkan Manusia
Nabi ﷺ menjawab, “Tidak. Namun, perkirakanlah sendiri waktu-waktu shalat dalam sehari,” (HR. Muslim).
Maksud dari sabda beliau, “… perkirakanlah sendiri waktu-waktu shalat dalam sehari,” adalah memperkirakan sendiri jarak antara satu shalat fardhu dengan shalat fardhu yang lain dalam sehari seperti yang berlaku pada hari-hari biasa. Yaitu, laksanakanlah shalat dzuhur pada waktu seukuran jarak antara berlalunya fajar dan masuknya tengah hari. Lalu, laksanakanlah shalat ashar seukuran jarak berlalunya tengah hari dan masuknya ashar.
BACA JUGA: Dajjal dan Tipu-tipu Dayanya di Akhir Zaman
Kemudian, shalat maghrib pada waktu yang seukuran dengan jarak antara berlalunya ashar dengan tenggelamnya matahari. Lalu, shalat isya pada waktu yang seukuran jarak antara berlalunya shalat maghrib dan masuknya isya’. Dan shalat shubuh pada waktu yang seukuran jarak antara terbitnya fajar pertama dan sebelum terbitnya fajar kedua. []
Referensi: Kiamat Sudah Dekat?/Karya: Dr. Muhammad Al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press